[caption id="attachment_152577" align="alignleft" width="123" caption="Marissa Haque (profile)"][/caption]
Perlukan Marissa Haque aktif kembali di Kompasiana? Mei 2009 begitu aku gabung dengan Kompasiana terpampang nama
Marissa Haque sebagai salah satu blogger Teraktif. Siapa sih yang nggak kenal bintang film top dan cantik ini? Penasaran aku baca beberapa postingannya. Entah gimana aku terdorong iseng beri komen yang meledek 'tuk memancing kemarahannya. Coba mau tau reaksi wakil rakyat dari parpol islam (PPP). Islami nggak sih? Oppss... pancinganku kena!!! Marissa terpancing, beri komen balasan yang mempertanyakan siapa aku dan
kenapa aku beri komen tanpa ijin dulu kepadanya? "Lho mau komen koq ijin dulu?", bisik hatiku, "ah tanggung, bikin dia marah sekalian aaakh....!!!". Maka terjadilah debat kecil-kecilan di lapak Marissa. Bukan tentang isi komen saya atau isi postingan dia, tapi kenapa aku komen tanpa ijin dia duluan. Wouw......!!! Nah, sampai di sini menurut Anda bagaimana kawan-kawan? Tercengang bukan....?! Selanjutnya begini kawan: Marissa ngotot bahwa postingannya di Kompasiana adalah konten blog pribadi sehingga tidak boleh ada komen tanpa seijinnya. Bahkan dia mengancam akan melaporkan aku kepada Admin. Juga mengancam bahwa komenku akan dihapus olehnya keesokan harinya. Eh, aku malah terpancing untuk membuatnya kian jengkel dengan menantangnya untuk melaporkan aku kepada Admin sekalian balas mengancam bahwa aku akan terus mengkritisi dirinya dan prilaku politisnya. Begitulah gontok-gontokan antara aku dengan Marissa Haque. Yang kutahu dia hadir dengan postingan pertamanya
Selebriti Menjawab Tantangan Jaman begitu dia gabung dengan Kompasiana 15-des-2008. Dan ditutup dengan postingan terakhir 27-okt-2009
Pesan Untuk Pak Beye... sebelum cabut menyusul clash dengan kompasianer. Mantan bintang film top era 80'an tersebut sekarang jadi wakil rakyat dari PPP setelah pindah dari PDIP. Suami tercintanya Ikang Fawzi adalah wakil rakyat dari PAN.
Perbedaan parpol antar suami istri inilah yang sesungguhnya aku kritisi karena dua-duanya aktif sebagai pengurus dalam dua parpol berbeda. Kalau sekedar simpatisan saja tak jadi masalah. Coba bayangkan andaikata SBY jadi ketua Partai Demokrat dan istrinya Ibu Ani jadi ketua PDIP, bukankah ini mengarah kepada monopoli infrastruktur politik? Juga tidak memberika contoh yang baik - koq di dalam RT pemimpin si suami pengurus partai A sedangkan si istri pengurus partai B, nggak bisa rukunkah??? Kebetulan waktu itu (antara mei-agustus 2009) hampir 80% postinganku masuk rubrik politik-hukum-keamanan mengingat sedang ramai-ramainya kampanye Pilpres 2009. Dengan memposisikan diri pada barisan oposan, pasangan Ikang-Marissa adalah salah satu sasaran empuk buat kritikanku. Sampai di sini kita bisa beda pendapat. Apakah pantas suami-istri menjadi wakil rakyat untuk dua parpol berbeda? Well, kita punya pendapat bermacam-macam bukan?
Perjumpaan tak terduga. Singkat cerita terjadilah acara Gathering dan Peluncuran Buku "
Cat Rambut Orang Yahudi" karya
Chappy Hakim di Hotel Sultan Jakarta Selatan (ex Hotel Hilton). Tanggal 2 bulan Agustus tahun 2009. Tak disangka ada Marissa di tengah kerumunan di depan panggung. Di tengah acara tersebut aku sempat liat-liat buku yang dijajakan di counter pintu masuk. Kebetulan Marissa juga mau beli buku. Aku segera menyapa dan memperkenalkan diri. "Halllo Mba Marissa, apa kabar? Kenalkan saya Ragile." "Maaf siapa? Ragile?... Oh ternyata bener-bener ada tokh yang namanya Ragile?" "Iya betul saya Ragile he he he....". Hemm dikiranya akun fiktif. "Oh...oh... ha ha ha.... Ini tokh orangnya." Kira-kira begitulah kami berkenalan, langsung cair, bicara ngalor-ngidul sambil ketawa-ketiwi. Sebagai fans Marissa Haque ( dalam kapasitasnya sebagai bintang film) sejak ABG aku terus terang mengagumi kecantikannya, keramahannya, keanggunannya. Juga keberanian dan kecerdasannya. Dia orang yang enak diajak bicara, penampilannya sangat mengesankan. Sangat jauh dari kesannya yang arrogan di dunia maya. Pokoke dia keren dan selebriti abis, sumpah!!!
KEMBALI KE ARTIKEL