[caption id="attachment_110425" align="alignleft" width="103" caption="pengalaman itu berdampak kuat (lautanindonesia.com)"][/caption]
Jangan percaya orang mati bisa dilihat atau gentayangan. Hanya orang bodoh yang percaya. Kalaupun benar orang itu pastinya kena sihir. Pokoknya omong kosong besar! Sampai kapanpun aku nggak akan percaya, amit-amit deh! Itulah keyakikanku sampai usia 18 tahun. Apalagi setelah banyak belajar dan membaca semakin yakin deh itu hanya khas orang-orang NU dan paranormal yang suka mengumbar cerita ghaib penuh kebohongan. Dan makin sewotlah aku karena hal-hal seperti itu koq dibenarkan oleh sesepu NU yg jelas tau betul urusan agama. Jangan-jangan agama mereka ngawur. Campur kejawen. Atau kemasukan setan kalleee.... Oh Tuhan, Ya Allah laknatlah mereka yang mengumbar cerita palsu demi pamer kemampuan menerobos alam ghaib. Katanya ada yg pernah melihat orang mati, melihat jin, mendapat ilham lewat mimpi. Duh, betapa rusak iman dan agama mereka. Andaikata membunuh adalah halal sudah aku bunuh mereka semua yg punya keyakinan seperti itu. Ya Allah berikanlah petunjuk kepada mereka agar punya iman yang benar dan lurus seperti diriku dan orang-orang seperti aku. Kabulkanlah permohonanku ya Allah.
Itulah semua yg aku alami dan yakini sekitar tahun 1978 di kota Tegal Jawa Tengah. Ajaib, Allah mengabulkan doaku. Ajaibnya doa terkabul malah bikin aku malu dan hina. Ternyata akulah yg diberi petunjuk bahwa aku sok pinter, congkak, demen menghina keyakinan orang yg tidak sepaham. Aku disadarkan oleh sebuah pengalaman spiritual di sore hari. Ceritanya begini. Setiap sore aku belajar di ruang paling belakang rumah kost Bu Yusuf. Ruang tersebut bersebelahan dengan ruang sholat dg dialingi jendela kaca. Sore itu aku belajar banyak mata pelajaran sekolah hingga azan maghrib tapi belum selesai. Padahal biasanya begitu terdengar azan maghrib dari masjid langsung aku hentikan belajar untuk pergi sholat maghrib ke masjid terdekat di Tegalsari. "Akh tanggung," aku bergumam sambil meneruskan mengerjakan PR. Tiba-tiba ekor mata kiri menagkap bayangan seseorang bergerak. Aku tengok ke kiri. Ya betul ada cermin besar dan di cermin itu nampak ada seseorang sedang sholat. Berarti dia sholat di ruang sholat sebelah kananku yg dialingi jendela kaca. Aku melongok ke jendela. Wah betul ada perempuan tua sedang sholat dg khusuk. Wajahnya sangat jelas terlukis di mataku. Khas perempuan jawa dg sedikit bercak-bercak di pipi bagian dalam. "Kamu liat apa sih?" tanya Taryono kawanku yg ikut belajar bareng sore itu, duduk di sebelahku. "Oh, nggaaak..." jawabku menghindar karena aku anggap tidak penting. Kira-kira 30 menit kemudian waktu belajar selesai, buku-buku diringkas. Aku ingat sesuatu lalu tanya kepada ibu kost, "Bu, ada tamu ya?". "Tamu? nggak ada," jawab Ibu kost. Aku : "Tadi saya liat koq ada ibu-ibu sholat di ruang sholat. Tamunya siapa?"" Ibu kost : "Tidak ada tamu. Ya Allah kamu nggak percaya, Gil." sambil senyum dan sedikit kesal. Aku : "Akh nggak mungkin. Saya liat sendiri Bu, ada ibu-ibu tadi. Barusan. Bener nggak Taryono?" Taryono : "Akh, saya nggak liat apa-apa. Kamu ngarang-ngarang. Kemasukan setan maghrib hahaha..." Aku : "Sialan, ngomong serius malah becanda!" Lalu ibu kost seperti mikir sejenak, mengelus-elus dagunya yg mungil, eh tertawa kecil. "Gil, orangnya yg kamu liat seperti apa?" Aku jelaskan secara detail dari wajah, ukuran tubuh, warna baju, mukena, rambut dan tangan. Sekomplit mungkin untuk meyakinkan bahwa saya bener-bener melihat ada "tamu". Dan minta jawaban dari ibu kost. "Oh, itu.... hahaha... iya, iya, iya..... kamu bener Gil, yang kamu liat memang dia." "Maksudnya apa Bu? Siapa dia?" Terus sekarang di mana?" "Ha ha ha ha.... dia itu ibu saya, tenang aja hehe..." Ibu kost ringan menjawab dg senyum riang. "Sekarang ada di mana Bu?" "Sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Dia kadang-kadang datang untuk sholat di situ." "Apa???!!!" Bulu kuduku langsung merinding, seakan kesetrum dadakan sekujur tubuh. Eh, semua penghuni kostan cekikikan menertawakan aku yg tiba-tiba pucat pasi dan membeku dg bibir gemetaran. Tiba-tiba aku ingat doaku kepada Allah agar diberi petunjuk tentang mahluk ghaib. Sejak peristiwa itu aku percaya bahwa kita yg masih hidup bisa bertemu dan melihat mahluk ghaib misalnya manusia yg sudah meninggal dunia. Walau kejadiannya bisa cuma kebetulan. Duh, jadi malu. Kelewat semangat mengolok-olok orang yg percaya pernah ketemu mahluk ghaib, eh dipaksa ngalami sendiri. Malunya minta ampun, hiks.
Malamnya aku minta maaf dalam hati kepada mereka yg pernah aku olok-olok. Soale mau minta maaf secara langsung nggak punya muka! *) sampai hari ini kalau ingat peristiwa 33 tahun yg lalu itu bulu kuduku langsung berdiri, hihhhhh.... Salam tuljaenak, Ragile 05-apr-2010
KEMBALI KE ARTIKEL