Anda bisa balik menyerang dengan sebutan yang sama buruknya, atau yang lebih buruk lagi. Bisa juga dengan jalan kekerasan untuk cepat menghentikan semua. Bila perlu maju ke pengadilan dengan dalil perbuatan tidak menyenangkan. Bisa juga cuek-bebek, masa bodo amat.
Ada cara lain? Tentu ada. Bagaimana jika Anda bilang, "Oke, saya anjing gila. Silakan datang ke rumah saya. Salam Dari anjing gila untuk Anda orang terhormat dan mulia." Anda boleh ketawa sekarang. Atau kaget. Kenapa? Anda telah membuat orang itu terperangah. Tersentak. Di luar dugaan. Dia pasti bingung sendiri, tidak tahu harus bagaimana. Malu sendiri. Bubar semua rencana. Rusak skenario.
Unsur kejutan selalu penting untuk mengatasi problem dan menembus jalan buntu. Tidak perlu malu membiarkan orang menghinakan kita serendah dan sekotor mungkin. Kemulian dan kehinaan tidak terletak pada sebutan, julukan, maupun cacian. Itu pasti.
Setidaknya begitulah pengalaman pribadi saya yang pernah dipanggil dg sebutan anjing gila. Mula-mula dongkol, lama-lama dibikin asoy. Orang yg menjuluki lemas lunglai. Di sini saya hanya berbagi, dan hanya melemparkan sebuah wacana. Sebuah ide yg siapa tau suatu saat Anda perlukan. Just do it!!!
Secaranya Anda geleng-geleng kepala sekarang ini, tidak harus ikuti saya dong, hehehe...
Wassalam,
Ragile, 11-feb-2010
(Kalo ngomong2 soal anjing gila, biasanya Jimmo yg paling demen, menurut ramalan cuaca lho, hiks!)