Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Janjian Setelah Mati [Bacaan Khusus 80+]

21 Maret 2010   14:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17 293 0
[caption id="attachment_99088" align="alignleft" width="127" caption="panjang umur perlukah?"][/caption] "Umur segini sudah bau tanah. Cepet banget, tau-tau mau finish!  Inget mati takut, belum mati sudah ludes warisan. Hey tanah, tiba-tiba koq serem liat kamu. Mulai sekarang kita berteman, yuk." Rojali sudah kempot dan Jokerseh sudah peyot. Dua sahabat ini selalu bertetangga dan ajaibnya sama-sama panjang umur. Banyangkan mereka melewati angka 85. Losari Wetan adalah desa kecil langganan banjir luapan kali Cisanggarung, batas suci Jawa Tengah-Jawa Barat. Rombongan orkes manuk emprit cuit-cuit menggoda kebun tebu- selalu- jadi hiburan rutin panggung gembira gratis sebelum matahari menyesal buru-buru menyusup di selimut malam. Rojali ngelus-elus jenggot yg hampir sirna, "Jaman sekarang payah... nggak seperti dulu. Wong-wong pada aneh nggak karuan. Kata kamu gimana, Seh?" Menoleh ke Jokerseh yg bersandar di atas dipan teras sambil kipas-kipas di dadanya yg berkaos singlet. Dua ekor cicak di dinding tak bergeming mengendus aroma bau badan Jokerseh yg kecut-asem-semriwing. Jokerseh ngakak. Kek, kek, kek.... "Jali, Jali... nanya itu lagi. Sudah berapa ratus kali? Kamu pikun tah? kek, kek, kek... Lha wong orang sekarang nggak seperti kita dulu. Kita berjuang modalnya cuma nekad. Cuma berani. Nggak perlu pendidikan tapi pinter. Pinterrrrr. Kita diajari bahasa, budi pekerti, tatakrama, kromo inggil. Lha sekarang tidak punya malu orang. Malu nggak ada. Ora ono isin. Kek, kek, kek...." [caption id="attachment_99111" align="alignright" width="124" caption="waktu udah abis, games is over"][/caption] "Weh! Kamu yg pikun Seh, sudah ratusan kali kamu bilang begitu...." Celingak-celinguk cari minuman, "Sukris, Sukrissss. Wedang mana? Dijog lagi ya.... sudah mau habis nih," lanjutkan, "Hey, Seh. Itu ada dangdutan... Eh Tarlingan.... Eh dangdutan... Wah ayu-ayu sing nyanyi Seh. Seh, Seh, Seh, liat sini.... di TV. Edan akh, edaaaan......" Jokerseh malas. "Wislah Jali, jangan cari penyakit! Kamu sudah pernah kawin 7 kali nggak bosen-bosen melototi dada perempuan." Kek. Kek. Kek...... "Dengkulmu somplak kalo numpak!" Kek. Kek. Kek.... Rojali tersinggung, "Jiancu! Kamu nggak laku perempuan. Punya tongkat nggak pernah disebet. Mubazir dengkulmu atos." "Seh, jangan liat umurnya tapi serudukannya.... Yo wis, kembali ke tadi malam. Eh, kemaren malem. Seh, kamu apa aku yg mati duluan?" "Aku duluan Jali. Aku memang lebih muda 2 tahun. Tapi aku siap mati sekarang. Lha kamu belum siap, toch? Urusanmu sama anak-cucu dari 7 kali kawin opo nggak puyeng?" "Justru mati itu solusi. Puyeng-puyeng langsung tewas!" Nada Rojali meninggi. "Setuju..." Jokerseh selalu mengalah. "Aku capek. Lha wong temen-temen sudah pada tidak ada. Yg bisa diajak ngomong cuma kamu. Kalo kamu lewat besok, sama siapa aku ngobrol? Sama kucing??? Oh, Gusti Pangeran. Pangapurane Kawulo Hamba." [caption id="attachment_99115" align="alignright" width="55" caption="nunggu giliran order nama"][/caption] "Begini Seh, kita janjian. Mulai sekarang kita bikin janji. Kalo kamu mati duluan, malamnya kamu datang ke saya. Kasih kabar ke saya di alam sana seperti apa? Lewat mimpi. Kamu setuju, Seh? Begitu juga sebaliknya kalo saya mati duluan saya samperi kamu malamnya lewat mimpi. Nanti tak cerita kayak apa rasanya di alam sana? Kamu setuju, Seh?" Jokerseh ngekek. KEK. KEK. KEEEEKKK.... KEK. KEK. KEEEEEEEEKKKKK... "Jawab, Seh! Kamu Setujuuuuuu??? Inget, banyak yg lebih ngetop kalo sudah mati." Rojali sewot. Gigi ompongnya menganga ketika ngos-ngosan menahan oksigen saencrit muncrat dari kerongkongan . Jokerseh angkat badan lalu berlagak seperti pesilat unjuk kebolehan jurus monyet menangkap ular. CIAT. CIAT. CIAAAAT. "Sudah berapa kali kamu nanya begitu? Sudah berapa kali saya bilang setuju. Jali...Jali..." "Ini berlaku kalo masuk surga dan kalo masuk neraka?" "Mati dulu baru cerita." KEK. KEK. KEEEEKKK... KEK. KEK. KEEEEEEEKK... KEK. KEK. KEEEEEEEKKKK...... * Salam Tuljaenak, Ragile 21-mar-2010. NB: Walau diperuntukan khusus 80 tahun ke atas tapi tak ada sanksi apapun kepada pelanggar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun