Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transaksi di pasar tradisional yang selama ini bergantung pada pembayaran tunai. Dengan QRIS, pedagang dapat menerima pembayaran secara digital melalui berbagai aplikasi pembayaran yang mendukung QRIS, memudahkan pembeli yang ingin melakukan transaksi tanpa uang tunai.
Selama program KKN, mahasiswa UINSU memberikan pelatihan kepada para pedagang tentang cara membuat dan menggunakan QRIS. Mereka menjelaskan langkah-langkah mulai dari pendaftaran hingga cara memanfaatkan kode QR dalam transaksi sehari-hari. Selain itu, mahasiswa juga memberikan pendampingan langsung di lapangan untuk memastikan para pedagang merasa nyaman dan terbiasa dengan teknologi baru ini.
Salah satu mahasiswa KKN 36 UINSU menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kontribusi mahasiswa dalam mendukung inklusi keuangan dan memperkenalkan teknologi finansial kepada masyarakat desa. "Kami ingin membantu pedagang kecil di Pasar Kejora untuk bersaing di era digital ini. Dengan QRIS, transaksi menjadi lebih cepat, aman, dan mudah diakses oleh semua kalangan," ujar Ragina.
Para pedagang Pasar Kejora menyambut baik bantuan dari mahasiswa KKN 36 UINSU. Mereka mengaku bahwa penerapan QRIS tidak hanya mempermudah proses jual beli, tetapi juga meningkatkan keamanan dalam bertransaksi. Salah satu pedagang, Bapak Rahmat, yang menjual kebutuhan pokok di pasar tersebut, menyatakan bahwa kehadiran mahasiswa sangat membantu dalam memahami cara kerja QRIS. "Awalnya kami ragu, tapi setelah dijelaskan dan dipandu, kami jadi lebih paham dan merasa ini sangat bermanfaat," ujarnya.