Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Nasionalisme Masih Ada???

28 Oktober 2011   02:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24 104 0
Apa yang saya lihat dan alami saat ini sudah jauh berbeda dengan apa yang saya lihat dan alami ketika masih kecil. Terus terang saya sendiri antara sadar dan tidak sadar mengalami sindrom yang berhubungan dengan rasa nasionalisme.

Mengingat ke belakang ketika melewati masa kecil saya merasa tidak ada yang aneh dengan nasionalisme saya. Saya bangga sebagai anak Indonesia yang notabene walaupun hidup di Papua berdampingan dengan saudara-saudara saya yang hitam dan keriting membuat saya sadar Negara saya sungguh ber-Bhinneka Tunggal Ika persis sama seperti yang diajarkan orangtua dan guru saya di sekolah.

Kerja bakti rutin yang dilakukan di lingkungan saya kami kerjakan bersama-sama. Pada saat Natal maupun Lebaran terasa sekali kekeluargaan yang terjalin walau beda agama. Yang Muslim bertamu ke rumah yang Kristen demikian pula sebaliknya pada saat Lebaran maupun hari besar keagamaan lainnya. Dan hal itu berlangsung dengan damai bertahun-tahun.

Siaran televisi bagi saya sudah cukup menghibur baik dari sisi berita, film, musik dan lain sebagainya seperti Ria Jenaka, Acara Ibu Kasur, Dari Gelanggang ke Gelanggang, Aneka Ria Anak Nusantara, Serial Rumah Masa Depan, dll merupakan acara keluarga yang asik ditonton bersama. Tidak ada yang aneh menurut saya.

Menginjak pemuda saya diperhadapkan dengan apa yang namanya Reformasi…

Dari berita Nampak perlawanan mahasiswa dilawan dengan senjata aparat. Bahkan selain korban meninggal ada aktivis-aktivis yang diculik bahkan sampai sekarang tidak jelas keberadaannya. Harapan kami sebagai pemuda bahwa reformasi dengan alam demokrasi yang baru membawa perubahan yang lebih baik di segala segi kehidupan bangsa baik politik, ekonomi, social budaya dan hankam…

Tapi apa yang terjadi sekarang? Kebijakan Pemerintah dan Birokrasi seperti Otonomi Daerah dan Perdagangan Bebas ala kapitalis membuat bangsa ini lupa diri. Slogan mencintai produk dalam negeri dibalas para pejabat berlomba-lomba mengenakan pakaian dan aksesoris mahal dari luar negeri. Belum lagi pamer kendaraan di parkiran Lembaga, Instansi atau garasi rumah mereka. Bukan barang baru lagi mendengar Korupsi Berjemaah dari Pusat sampai ke daerah bahkan dengan jumlah rupiah yang luar biasa sadisnya. Perlakuan Aparat Keamanan yang semakin ringan tangan terhadap warga negaranya atau saudara sebangsanya sendiri. Senjata yang dibeli dengan uang rakyat dipakai dengan mudah untuk menghabisi nyawa rakyat jelata. Coba hitung berapa nyawa yang melayang hanya karena rakyat memperjuangkan keadilan. Belum lagi konspirasi kerusuhan di waktu lalu dengan memakai atribut agama yang membuat ribuan nyawa melayang tanpa arti. Dimana Kerukunan Antar Umat Beragama yang dulu menjadi ciri khas Pancasila dan bangsa ini? Bahkan agama resmi yang memiliki bangunan secara resmi di pinggir Ibukota pun bisa dengan seenaknya dibongkar oleh Pejabat yang seharusnya memberi contoh cara menjaga kerukunan antar umat. Upacara bendera yang dulu dilakukan secara sakral sekarang seolah hanya sebuah seremonial belaka. Ormas-ormas yang radikal dibiarkan membuat aturan sendiri di negara ini seakan-akan kita tidak memiliki aparat keamanan yang resmi. Negara ini sungguh sadis ketika rakyatnya menangis…

Apa yang dilakukan Negara ketika ia tahu banyak rakyatnya yang miskin? Penganguran dimana-mana? Korupsi dan kriminalitas yang merajalela? Diskriminasi dan rasialisme? Rasa aman yang sudah tidak ada lagi? Kesehatan dan pendidikan yang mahal? Dan masih banyak lagi ketidakadilan serta ketidakjujuran yang dipertontonkan di media massa…

Kasihan bangsa ini…sombong dengan harta kekayaannya yang melimpah tapi sesungguhnya miskin dengan hutangnya yang Rp 1700 Trilyun itu…Bangga dengan slogan nasionalismenya tapi hidup di bawah ketiak IMF dan antek2nya.

Jadi…jangan tanya saya tentang nasionalisme dan rasa bangga itu lagi…mari kita bertanya pada diri kita sendiri…Selamat memasuki Hari Sumpah Pemuda…

Hancurkan Rasisme dan Terorisme dari Indonesia!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun