Pelatihan ini dihadiri oleh beberapa warga setempat. Meskipun jumlah peserta terbatas karena hari kerja, antusiasme warga yang hadir sangat tinggi.
Peserta mendapatkan penjelasan mengenai cara sederhana memanfaatkan limbah dapur, seperti kulit buah, sayuran, dan dedaunan kering, untuk diolah menjadi pupuk alami menggunakan metode fermentasi.
Koordinator kegiatan, Nadya Okta Riana, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan solusi praktis kepada masyarakat dalam mengelola sampah organik.
"Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik bagi masyarakat untuk memulai pengolahan limbah organik secara mandiri. Meskipun jumlah peserta terbatas, semoga informasi ini bisa diteruskan ke warga lain," ujarnya.
Salah satu peserta, Bu Hj. Domiri, mengapresiasi pelatihan ini. "Kegiatan ini sangat bagus dan bermanfaat. Selain menambah wawasan, ini juga memberi solusi bagi bapak ibu di RT ini untuk memanfaatkan sampah rumah tangga secara efektif," katanya.
Pendapat serupa disampaikan oleh Pak Suyatno, yang mengungkapkan pengalamannya dalam membuat kompos sebelumnya.
"Saya pernah mencoba membuat kompos dengan menimbun daun-daun kering di sekitar rumah, kemudian dimasukkan ke dalam karung dan ditutup dengan tanah. Pelatihan ini memberikan tambahan metode yang lebih mudah dan cepat untuk membuat pupuk," ujarnya.
Kegiatan diakhiri dengan praktik langsung pembuatan kompos di salah satu pekarangan warga, di mana peserta dibimbing untuk mencampurkan bahan-bahan dengan benar. Selain itu, starter kompos gratis juga diberikan kepada peserta untuk mempermudah proses fermentasi di rumah masing-masing.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa UNTAG Surabaya berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan hijau, sekaligus memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan limbah organik secara produktif.