Dalam film "Eksil" karya Lola Amaria, kita dihadapkan pada narasi yang membangkitkan kesadaran sejarah Indonesia pasca-1965. Film ini bukan sekadar refleksi atas masa lalu, tetapi juga sebuah analisis sosial politik yang mendalam melalui kacamata Marxisme-Post Marxisme dan teori Slavoj Žižek. "Eksil" mengajak penonton untuk menyelami pengalaman identitas yang terfragmentasi, alienasi yang mendalam, dan semangat perlawanan yang tak pernah padam. Dengan menggali lapisan-lapisan trauma dan memori kolektif, film ini menawarkan perspektif baru dalam memahami dinamika sosial politik yang terus beresonansi hingga kini. Ini adalah sebuah karya yang menantang kita untuk tidak hanya mengingat, tetapi juga untuk mempertanyakan dan mengubah narasi sejarah yang telah lama tertanam.
KEMBALI KE ARTIKEL