Matanya yang indah itu mengucur air mata perlahan-lahan membasahi pipinya, membasahi bajunya, membasahi celananya hingga membasahi sepatunya. Jalur yang dilalui Bolong kini meninggalkan jejak sepatu yang basah itu. Ruang pengadilan yang sedari tadi dipenuhi lautan putih abu-abu menjadi riuh dan berteriak-teriak dengan emosi berapi-api. Sementara para awak media segera memotret Bolong dari segala sudut sampai tengkurap sehingga lampu kilat tampak seperti lampu mercuri menerangi jalur perjalanan Bolong menuju kursi panas.
KEMBALI KE ARTIKEL