Peranan gender dalam kelangsungan berpolitik maupun sebagai budaya seringkali dibedakan secara kemampuan. Melihat kelamin pria identic dengan jakun, sedangkan perempuan yang memiliki payudara dan memiliki kemampuan mengandung, melahirkan maupun menyusui anak. Sifat tersebut tidak bisa dipertukarkan dikarenakan merupakan ketentuan tuhan atau kodrat manusia. Hal tersebut berpengaruh pada konsep gender itu sendiri yang diartikan sebagai ciri dan sifat melekat pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Sebagai contoh perempuan biasanya dikonstruksikan sebagai makhluk lemah lembut, perasa, emosional dan jiwa keibuan. Ciri dan sifat tersebut ini kerap juga dipanggil sebagai feminine. Sedangkan laki-laki yang bersifat kuat, rasional, jantan dan perkasa, ciri ini biasa disebut sebagai maskulin. Melihat Faktor-faktor yang membentuk atau mengkonstruksi sehingga lahir perbedaan antara laki-laki dan perempuan adalah kultur dan struktur sosial, oleh cara pandang (ideologi) kehidupan seseorang, yang telah menjadi budaya selama berabad-abad. Akibatnya, karakteristik yang sebenarnya bersifat relatif ini seringkali berubah menjadi suatu yang dianggap alami.
KEMBALI KE ARTIKEL