Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Unek-unek Transportasi di Jabodetabek

8 Juli 2013   22:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:50 103 0
Jakarta adalah pusat kegiatan ekonomi masyarakat untuk menjalani kewajibanya bekerja untuk menghidupi anggota keluarganya. Masyarakat yang bekerja di jakarta di dominasi oleh masyarakat yang tinggal di kawasan Jabodetabek. kota-kota penghubung terdekat dengan Jakarta menjadi pilihan masyarakat pendatang kala itu, dan sekarang setelah sekian lama menetap menjadi warga BODETABEK.

Transportasi adalah hal yang penting masyarakat Jabodetabek untuk menuju ketempat kerjanya. Masyarakat bebas memilih menggunakan transportasi umum  atau transportasi pribadi. Karena hal itu didasarkan pada kantong dan mood masyarakat masing-masing. Untuk transportasi pribadi, Ada yang menggunakan motor dari rumah menuju tempat kerjanya yang jaraknya lebih dari 50 KM lebih dan itu bolak-balik. Ada juga yang menggunakan mobil pribadi demi kenyamanan.

Selain menggunakan kendaraan pribadi, ada juga yang menggunakan cara alternatif, yaitu menggunakan kendaraan pribadi yang kemudian dititipkan di tempat penitipan kemudian setelah itu menggunakan transportasi Umum . Umumnya ditempat penitipan didominasi oleh kendaraan roda dua dan lokasinya berada di dekat stasiun atau tempat pemberhentiaan bus. Masyarakat banyak yang memilih cara ini untuk menghindari keletihan berlebihan. karena jarak yang ditempuh yang terbilang jauh.

Untuk Transportasi Umum, masyarakat disekitar Jabodetabek juga masih banyak yang menggunakan transportasi ini, mulai dari bus kota, Transjakarta, Bus Tiga per Empat dan Commuter Line. Yang populer transportasi di jakarta adalah transjakarta alias Busway  dan Commuter Line yang menjadi penghubung Jabodetabek, apalagi sejak ditetapkan tarif progresif. Saya yakin masyarakat yang menggunakan Commuter Line memilih menggunakan KRL ini karena merasa bad mood ketika mengalami kemacetan di Jalan Tol yang sering terjadi. Akan tetapi Masalah  murahnya tarif progresif ini menimbulkan masalah baru yaitu membeludaknya penumpang tapi pelayanannya belum sempurna dan KRLnya kurang banyak. Semoga saja pelayanannbisa membaik dan jumlah KRLnya ditambah. aminnnn

Masalah Transpotasi Umum vs Kendaraan Pibadi adalah masalah bagi masyarakat yang berada di kawasan Jabodetabek. Terbatasnya jumlah armada transportasi Umum diatambah kenyamanan dan keamanannya membuat masyarakat yang kategori masyarakat kelas menegah entah keatas maupun kebawah  lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.

Akibat dari itu semua, yang namanya kemacetan tak bisa dihindari mulai dari jalan biasa sampai jalan tol. Kalau saya denger-denger, pertumbuhan kendaraan pribadi itu jumlahnya sangat besar dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan pembangunan jalan yang sangat kecil.  Selain itu juga faktor ketidak beraturan pengguna kendaraan pribadi dan juga kendaraan umum(maklum banyak yang Drive Lisence melalui cara ilegal).

Mulai dari jalan biasa atau non tol, bejubelnya jumlah motor udah kaya anggota club motor mau touring(hehe ketawa), yang saat ini menempati posisi sebagai raja jalanan non tol. Mengapa jadi raja? karena jumlahnya yang banyak sekali, mobil kalah ya. jadi mobil itu raja jalan tol. hehe
banyak pengemudi motor yang tidak sabaran(termasuk penulis sendiri), melakukan berbagai kesalahan dan pelanggaran lalu lintas. mulai dari menerobos lampu merah dan menyusul dari sebelah kiri.

Untuk dijalan tol, banyak pelanggaran yang sering dilakukan pengemudi mobil pribadi, truk dan bus. ayo ngaku? (saya juga ngaku deh). apalagi disaat kondisi macet. saking tidak sabarnya ada yang teriak, "woooiii pemerintah,  katanya jalan tol itu jalan bebas hambatan, kok macet sih?" hehe. kalau ada orang seperti ini harap maklum ya, karena mungkin baru pertamakali melewati jalan tol di hari kerja (Senin-Jum'at).

Pelanggaran yang umumnya sering terjadi dan tidak disadari oleh pengemudi, memacu mobil terlalu pelan namun berada di jalur satu(paling kanan). "om tante, kalau kecepatan kurang dari 100 km/jam jangan di jalur satu donk" teriak anak muda yang so tahu baru bisa bawa mobil sambil menyalakan lampu dim.. hehe
Pelanggaran berikutnya, memacu mobil lebih dari 100 km/jam, padahal di dalam peraturanya udah jelas kecepatan ,maksimal 100 km/jam dan minimal 60 km/jam. tapi namanya manusia mungkin khilaf dan mobilnya merasa tarikanya mantap serasa di sirkuit. "pak, pelan-pelan jangan ngebut adik mau bobo di mobil nih, yang kita sekeluarga selamat pak" teriak anak kecil yang merupakan puteri dari si pengemudi.
next, menyusul dari bahu jalan, banyak mobil, bus dan truk yang dalam kondisi macet lebih memilih lewat bahu jalan. "pak emang boleh lewat bahu jalan?" tanya seorang anak muda. "kemacetan adalah kondisi darurat jadi boleh, asal hati-hati kalau ada mobil yang berhenti di bahu jalan"(mungkin ada masukkan yang bener gimana).
next, Motong jalan disaat persempitan jalan, sebagai contoh ketika anda memasuki jalan tol dalam kota yang menuju ke jalan tol atas(jatinegara, kebon nanas,kelapa gading dll). disitu terdapat dua lajur jalan. Namun ketika tidak di jaga oleh om polantas, banyak mobil pribadi, truk dan bus dalam kota yang berprilaku buruk alias engga mau antre, motong jalan alias nyelak nginjek garis. "ngiuw,ngiuw -tinnnnn-tiinnn" .bunyi sirene, sambil klakson sebuah mobil yang engga rela diselak oleh cara yang tidak tertib. hehe
"udah pak sabar"  kata anak kepada bapaknya.
yang terakhir, tidak tertib membuat barisan untuk antri bayar tol atau  ambi tiket tol, "ibu, kok bapak-bapak dan ibu-ibu supir  itu kok pada engga tertib ya, kalah donk sama aku yang masih TK" haha, anak TK berkata didalam bus wisata.

Harap maklum dari tulisan yang saya buat ini, jangan dibawa ke hati dan semoga ada hikmah buat kompasianer semua yang jadi pengemudi di jalanan ibu kota dan sekitarnya. keep safety riding

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun