Di negeri ini, di antara gemuruh perdebatan politik dan hiruk-pikuk kehidupan sosial, ada sebuah kata yang sering kali mencuat dalam diskursus kita: meritokrasi. Sebuah konsep yang sejatinya sederhana, namun penuh beban dan tantangan. Di balik kata itu, tersembunyi harapan tentang sebuah tatanan di mana orang-orang dipilih bukan karena garis keturunan atau kedekatannya dengan kekuasaan, tetapi semata-mata karena kemampuan dan prestasinya. Sebuah sistem yang menjanjikan keadilan, sebuah dunia yang adil bagi mereka yang berusaha. Namun, apakah itu hanya sebuah ilusi, ataukah sebuah kenyataan yang perlahan sedang menuju wujudnya?
KEMBALI KE ARTIKEL