Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Ayo Mulai Membuat Outline!!!

27 November 2010   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:15 963 0
Membuat outline ternyata memudahkan kita untuk membuat sebuah karya tulisan. Apakah outline itu? Outline semacam kerangka karangan dimana dari sana kita bisa mengembangkan ide secara sistematis dan terstruktur dengan baik. Saking dodolnya saya juga baru tahu hal ini dari Workshop dan Pelatihan Jurnalistik Ahad lalu. Selama ini jika menghasikan karya hanya menggunakan spontanitas saat mood. Mungkin kawan-kawan ada yang melakukan hal serupa seperti saya. Ibarat, karya kita adalah diary tempat kita curcol semau kita, dengan gaya kita, dengan ciri khas kita. Entah itu puisi, opini, cerita pengalaman dls memang lebih baik terstruktur. Mungkin bukan masalah bagi kita yang memiliki kemampuan menulis tingkat tinggi, karena  mereka memiliki mind set yang secara otomatis berarti kemampuan tersendiri untuk memilah dan memilih menuangkan gagasan secara terstruktur dengan baik. Entah mind set itu berasal dari bakat, ataupun pengalaman bagi kita yang merasa perlu berbenah seperti saya, alangkah baiknya mempertimbangkan untuk membuat outline dulu. Mungkin kita berpikir, buat apa berkarya secara terstruktur. Menulis kan dunia yang bebas, tidak ada paksaan, sesuatu yang mengalir pastilah lebih indah dan ini juga bukan karya ilmiah. Well, sebenarnya memang benar keindahan sesuatu yang mengalir tak bisa dipungkiri. Apalagi jika itu berasal dari hati. Tapi kembali lagi pada diri sendiri. Adakalanya hati ini terasa jenuh, lupa ataupun letih hingga tak ada lagi sumber inspirasi. Tidak mau toleransi walaupun telah berniat melakukan aksi. Apakah kita akan paksakan? Jangan kawan. Ibarat ikan yang terlepas di lautan bebas, sangat sulit menangkapnya. Jikalau memang dipaksa, akan rusak keindahan sisiknya. Maka outlinelah yang diibaratkan pembatas lautnya (jala). Dengan jala itu, ikan itu dipagari. Sedikit demi sedikit pagar itu makin menyempit hingga akhirnya kita mudah menangkapnya. Demikian pula dengan ide atau inspirasi kita, dengan outline saat jenuh ataupun lupa kita hanya perlu menunggu waktu hingga kita memperolehnya kembali. Menulis, ibarat menuturkan isi benak lewat tarian pena kita kepada orang lain. Terkadang juga isi hati ini tak terbatasi. Misalkan saat membuat kisah pengalaman pribadi. Saat telah terlalu menikmati merangkai kata demi kata pada paragraf tertentu yang berisi hal yang kita suka, bisa saja koherensi dan kohesi terlupakan sehingga ide pokoknya bisa berganda. Sementara orang lain malah tak maksimal menikmati karya itu. Mereka bingung. Yang paling susah adalah anak sekolah yang kebetulan mendapat tugas menganalisa ide pokok yang kebetulan memilih karya Anda sebagai pilihan. Disinilah outline berbicara. Jadi, mari mulai membuat outline tuk menghasilkan karya yang lebih baik. Terinspirasi ucapan Kak Edo Segara dalam Workshop dan pelatihan Jurnalistik, Ahad lalu di kampus. Raffa Muhammad

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun