Cukup kaget melihat berita Surat Kabar Harian Tribun Kaltim yg terbit kemarin, saat menyapu judul2 di halaman muka, mata saya langsung tertuju pada judul berita di pojok kiri bawah "Umur Batu Bara Indonesia Hanya 40 Tahun lagi" . Pernyataan itu diungkapkan oleh seseorang pakar di bidang batu bara dlm salah satu seminar di Balikpapan. Maunya sich mencuplik berita tersebut, tapi saya urungkan, bukankah peraturan di kompasiana ini, berita copas diharamkan. Sebenarnya saya tdk kaget2 amat, karena persis yg saya perkirakan, kekagetan saya adalah, karena asumsi saya tentang ketersediaan emas hitam ini, terutama di kaltim, mendekati kesamaan dgn seorang pakar batu bara (boleh dong sedikit narsis). Penelitian kecil-kecilan saya bersama teman, beberapa tahun yg lalu, rupanya terbukti skrg...ceritanya, beberapa tahun yg lalu, medio 2003, saat matahari sdh hendak terbenam setelah lelah memancarkan sinarnya seharian penuh, saya berdua teman memanfaatkan momen tsb untuk kongkow2 di Tepian Sungai Mahakam Samarinda, asyik juga ngobrol sambil menikmati angin sepoi2, ditemani jagung bakar pedas manis plus es teh manis, sambil sesekali melirik cewek manis yg hilir mudik...hehehehe.... Tiba2 teman saya itu nyeletuk, Teman : ces !!! (panggilan setara bro)...coba awak (kamu) lihat ponton yg ngala' (mengangkut) batu bara itu. Saya : apa lang ? (memangnya kenapa) Teman : pernah kah terfikir oleh awak, berepa (berapa) ponton yg lewat setiap hari melalui sungai mahakam ini ??
KEMBALI KE ARTIKEL