Beberapa kejadian orang kehilangan nyawa saya temui beberapa hari ini. Pertama, saat menunggu ibu saya yang habis operasi di rumah sakit, kamar sebelah ada pasien yang meninggal dunia. Saya tidak tahu dia menderita penyakit apa, katanya si sudah tua. Jadi ya sudah, tidak saya ambil pusing soalnya meninggalnya juga di rumah sakit, tempat banyak orang meregang nyawa.
Kejadian kedua sorenya saat mengantar ibu saya pulang dari rumah sakit. Dijalan pulang, ada kejadian kecelakaan 2 sepeda motor. Kalau ini si nggak tahu orangnya meninggal atau tidak, tapi saya lihat saat dibawa ke kendaraan yang mengantar ke rumah sakit, si korban digendong dalam keadaan pingsan.
Kejadian ketiga tidak terpaut lama dari kejadian kedua. Lagi lagi saya melihat kecelakaan. Kali ini terjadi antara sepeda motor dengan mobil. Saya sempat berhenti dan melihat korban. Duuuh, kepala depan dan belakang bocor dan bersimbah darah. Dari mulut korban juga mengeluarkan darah yang berbusa. Kabar terakhir yang saya dengar, korban akhirnya meninggal. Yang bikin saya miris, ternyata dia masih kelas 6 SD, memakai motor yang baru dibelikan orang tuanya, dan besok mau mengikuti ujian nasional.
Kejadia terakhir sebelum saya membuat artikel ini. Saya iseng membuka portal berita lewat HP dan lagi-lagi berita kematian yang jadi haedline. Seorang mahasiswa jatuh masuk ke kawah gunung Merapi saat foto diatas puncak batu. Semakin miris saya baca berita tersebut.
Nyawa memang bisa hilang kapan saja saat kita tidak berbuat apa-apa sekalipun. Tapi kita sebagai manusia tentunya masih bisa mawas diri. Jangan sering pecicilan karena maut suka sekali dengan hal semacam itu. Ingat, yang kasihan bukan cuma orang yang meninggal, tapi juga orang yang ditinggalkan.
Penulis aktif berbagi di laraspanjang.blogspot.com