Kau menyiksa dengan rasa bersalah tanpa kamu sadari kau selalu menghindar saat aku mencoba memperbaiki diri. Ternyata maafmu belum cukup membawamu pulang ke rumah yang dulu pernah kita bisa dapatkan segalanya.
Paling tidak aku pernah berjuang meskipun tak lagi berharga dimatamu. Paling tidak aku selalu menanti terpapah lemah yang tak pernah berhenti memikirkanmu serasa terhukum hati ini yang dulu menjadi bagian perjalanan panjang nafasmu. Tapi kini kau memilih pergi belum sempatku merubah keadaan. Sudah terlalu benci seakan semua tentang kita benar-benar tak berharga dimatamu meskipun aku tepat di depan hadapanmu..