Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Sumpah 'Online' Pemuda 2009

28 Oktober 2009   07:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:30 495 0
Kami, putra dan putri online Endonesya, mengaku.. koneksi Internet di negara kami paling lemot se-dunia. Kami, putra dan putri online Endonesya, mengaku.. punya account di mana-mana sampe bingung ngurusinnya. Kami, putra dan putri online Endonesya, mengaku.. kalo udah fesbukan malah sering lupa kerja lupa ngerjain tugas kuliah. Endonesya, 28 Oktober 2009   SAYA PUNYA SATU alasan penting kenapa kita sebagai kaum muda Indonesia patut merasa beruntung hari ini. Alasannya karena sekarang kita hidup di era majunya teknologi. Dengan teknologi, kini kita bisa berkumpul, punya komunitas, dan berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang tak sempat dirasakan oleh kaum muda Indonesia di zaman sebelumnya. Tekonologi ini yang kemudian kita kenal dan akrabi sebagai internet. Saya jadi tergoda membayangkan kalau Mohammad Yamin dan kawan-kawannya masih hidup sampai sekarang. Bisa-bisa ia loncat dari kursinya kalau tahu ada yang namanya Sumpah Internet Pemuda (SIP) 2000, yakni peristiwa penting yang terjadi pada peringatan hari Sumpah Pemuda di tahun 2000. Sumpah Internet Pemuda Bila Sumpah Pemuda di zaman Moh Yamin dkk mesti mereka lakukan dengan menempuh perjalanan jauh ke gedung pertemuan pemuda di Jakarta, maka SIP 2000 dengan canggihnya mempertemukan para pemuda dan pelajar dari 8 kota besar di Indonesia secara serentak tanpa perlu hadir secara fisik. Untuk berpartisipasi dalam acara itu, mereka cukup duduk manis di depan layar komputer masing-masing yang terhubung internet. Peringatan Sumpah Pemuda lewat internet pun bisa langsung mereka ikuti dengan mudahnya dari kotanya. Ya memang, cukup semudah itu fasilitas yang ditawarkan teknologi internet bagi kaum muda kita sekarang. Dan kemudahan itu hendaknya bisa memicu semangat kita untuk memberikan kontribusi yang lebih baik lagi untuk bangsa kita, lebih dari yang pernah dilakukan Moh Yamin dkk di tahun 1928. Menuju Masyarakat Jaringan 9 tahun berlalu setelah SIP 2000 dicanangkan, di tahun 2009 ini kita telah semakin terbiasa dengan penggunaan messenger, blog, jejaring sosial lainnya. Dalam hal inilah saya melihat satu peluang yang sesungguhnya tersedia di depan mata, dan menunggu untuk kita raih. Yakni peluang untuk membangun masyarakat jaringan (network society) sesuai dengan hobi dan minat masing-masing. Konsep masyarakat jaringan ini sebetulnya telah digagas oleh pakar komunikasi macam Jan Van Djick, Manuel Castells sebagai bentuk baru karakteristik masyarakat di era informasi. Nah, saya pikir inilah tantangan ke depan buat kita semua, yakni tantangan untuk menjadikan diri kita sebagai bagian dari masyarakat jaringan yang aktif, kreatif, peduli politik, dan peka akan permasalahan sosial dan lingkungannya. Mari kita hindari anggapan bahwa internet itu cenderung negatif, isinya cuma game, main-main dan pornografi. Ayo kita semua jadi pemuda-pemudi 'Online' Indonesia yang positif dalam berkontribusi dengan cara yang kreatif untuk bangsa kita. Hidup Pemuda Indonesia!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun