Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mudik, Lebaran, THR dan Lontong Opor

29 Agustus 2011   11:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 131 0
Lebaran itu identik dengan mudik dan mudik itu identik dengan macet, 2 komponen itu memang sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun.

Seperti yang saya alami kemarin. Saya berniat untuk mudik dari Jakarta ke Banjar lewat Ciamis. Tetapi seperti yang kompasianer tahu, macetnya sungguh hebat, atau orang sering mengatakan macetnya PaMer (Padat Merayap).

Dikarenakan padatnya mobil dari berbagai kota, saat saya sampai di daerah Cagak dan disana terdapat 2 jalur, jalur ke kiri adalah tujuan Banjar/Ciamis dan ke kanan tujuan Garut. Seharusnya saya mengikuti jalur ke kiri, tetapi karena mobil saya berada di posisi kanan sehingga terbawa arus ke arah Garut.

Memang 2 jalur tersebut bisa sama-sama sampai di Banjar, tetapi jika melewati Garut akan lebih lama sampainya.

Tetapi Allah memang Maha Mengetahui, Dia memang telah memilihkan jalan yang tepat buat kami. Ternyata jalur ke arah Banjar/Ciamis macet tak bergerak, dan jalur ke arah Garut lancar.

Dengan selamat kami sampai dan kami menginap dirumah teman. Malamnya saya sekedar jalan-jalan ke Toserba dimana orang berbondong-bondong membeli baju untuk sanak keluarganya.

Tahukah anda perbedaan sifat orang ketika melihat diskon pada baju lebaran?

Baju lebaran diskon 20% : Bajunya mana.....bajunya mana.....

Baju lebaran diskon 50% : Yang mana bajunya.....yang mana bajunya....

Baju lebaran diskon 70% : Ini baju saya....

Setiap lebaran, baju selalu baru, walaupun sesungguhnya hanya dipakai sekali saat sholat Idul Fitri.

Tetapi demi sanak keluarga dan saudara, uang berapapun bukan masalah. Apalagi lebaran adalah hal yang paling ditunggu oleh banyak orang, kebanyakan dari mereka adalah menunggu THR (Tunjangan Hari Raya). Bahkan ada yang rela berdesak-desakkan dan tertindih demi mendapatkan THR seperti yang kita lihat di televisi.

Saya lebih kasihan kepada anak Pramuka yang tergabung dalam Saka Bhayangkara, mereka tidak diperkenankan mudik/pulang kampung karena harus membantu PMI dalam penanganan pemudik yang kecelakaan atau sebagainya.

Dan banyak juga yang berkata lebaran kurang afdol jikka tanpa lontong opor. Keluarga sayapun mempunyai tradisi seperti itu, setelah sholat Idul Fitri, sungkem kemudian makan lontong opor bersama, memang lontong opor merupakan ciri khas dari lebaran.

Tetapi walaupun semua itu terpenuhi, hendaknya jangan hanya menjadi tradisi belaka tetapi hati kita masih sama seperti bulan sebelumnya, bersihkan hati di bulan suci maka surga menanti :)

Itu saja dari saya, semoga bisa bermanfaat

Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Selamat Lebaran Kompasianer :D

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun