Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Senja di Cisadane

24 Februari 2014   23:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:30 162 0
Senja hari dalam udara melembab

Langit tembaga warnanya

Menyelimuti hangat kota Benteng

Aku Bersinggah di bibir sungai Cisadane

Bersebelahan dengan kekasih hati

Wajah dan senyumnya merona

Kutahu hatinya lebih kuat ketimbang tembaga

Perlahan Cisadane menghanyut

Airnya kehijauan di musim kemarau

Sampah - sampah masih seperti dulu

Menyembul diantara kecipak ikan sapu - sapu

Cisadane airnya sampai ke laut membawa sarat catatan sejarah

Penganiyaan atas suku saudara di ujung mercusuar politik masa silam

Dendangkan luka sementara abaikan bhineka tunggal ika

Dihadang pintu air sepuluh Cisadane tentang meriak

Meski limbah pabrik mengoyak sejuknya

Cisadane tetap gemburkan sawah tuk panen besok

Di ujung langit kilau tembaga semakin kuat

Cisadane gemetar menahan kokoh tanggul beton

Lepaskan selendang cokek

Gelontorkan aroma arak

Sampaikan ke kota naga

Gambang keromong jarang sudah bertaut

Kerukunan bermuara pada transaksi semata

Toleransi mendangkal di secarik ratifikasi

anak muda tidak mengerti apa - apa

tidak mendapatkan apa - apa

Langit mulai temaram

Senja kala menepis muram

Kekasih hatiku kukuh berjilbab biru

Menghampiriku dengan hati biru

Diantara suara azan bibir bagusnya berucap

Mas, kapan bisa nonton pecun di kali tangerang ?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun