Tiga belas tahun lalu dari hari ini, kalian masih berhimpun dalam barisan ribuan mahasiswa, menentang kuasa rezim yang mengangkangi kebebasan. Elang, pagi itu mungkin engkau berada di tengah 6.000 civitas akademika Trisakti, di pelataran parkir Gedung M, yang bersiap melakukan aksi damai. Hafidin Royan, engkau juga pasti berdiri di sana menyaksikan merah-putih dikerek setengah tiang karena duka tengah meliputi nasib negeri. Heri, aku tahu, dadamu berdentum ketika mimbar bebas digelar, kala teriakkan: "Merdeka, Merdeka, Merdeka!!!" terlontar dari mulut para orator jalanan, membahana di langit Jakarta. Dan engkau Hendriawan, tegap bersemangat melangkahkan kaki dalam long march menghadang pentungan dan barikade dua lapis aparat yang hanya tahu melaksanakan tugas tanpa memahami keadaan.