Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Artikel Utama

Seminar Inspiratif dari Inspirator, Bapak Anies Baswedan, Ph.D

5 Maret 2012   20:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:27 1312 4
"Tidak banyak negara di dunia ini yang memiliki bahasa persatuan, jauh sebelum negara itu merdeka. Yang ada yaitu negara tersebut merdeka terlebih dahulu, kemudian sebuah bahasa dipaksakan menjadi bahasa persatuan. Salah satu contohnya adalah negara Prancis."
"Contoh lain hari ini adalah Uni Eropa. Kita belajar tentang paham egaliter, tentang persamaan derajat dari negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Tetapi hari ini mereka tidak memiliki 1 bahasa resmi. Yang ada mereka meyepakati bahwa Uni Eropa memiliki 23 Bahasa Resmi. Akibatnya setiap tahun dihabiskan waktu, tenaga, uang, energi, dll yang sangat banyak untuk menerjemahkan naskah-naskah hasil rapat, konferensi, pertemuan atau apapun namanya itu ke dalam 23 bahasa resmi tersebut."
"Sedangkan di Indonesia, bangsa ini terdiri dari ratusan atau mungkin ribuan suku yang tiap suku itu punya bahasa daerahnya masing-masing. Namun bangsa itu bisa menyepakati sebuah bahasa persatuan. Bayangkan pada saat sumpah pemuda itu yang diikuti perwakilan dari Sumatra, Jawa, Sulawesi yang tiap-tiap daerah memiliki daerah masing-masing. Mereka datang dan mengakui bahasa daerah lain menjadi bahasanya. Itu adalah sebuah keputusan besar dan butuh kebesaran hati untuk menerimanya."
"Pada saat itu, siapapun pemuda pada saat itu, dari manapun asalnya, sehebat apapun orangnya, jika tidak bisa berbahasa Indonesia, maka mereka tidak akan bisa bersaing dengan pemuda lain yang bisa berbahasa Indonesia."
"Kemampuan berbahasa adalah modal untuk bisa bergaul dalam sebuah lingkungan. Jika ingin menjadi bagian dari lingkungan yang baru, maka harus bisa berkomunikasi dalam bahasa yang digunakan oleh lingkungan tersebut"
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun