Perkembangan teknologi membawa perubahan signifikan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk olahraga seperti bulutangkis. Bukan rahasia umum, bulutangkis adalah olahraga yang sangat popular di Indonesia dengan jutaan penggemar yang sangat antusias mengikuti setiap pertandingan, baik di tingkat nasional maupun internasional serta menjadi salah satu olahraga yang paling dinamis di dunia.Â
Menariknya, bulutangkis telah mengalami transformasi dalam beberapa tahun terakhir, didorong dengan kemajuan teknologi yang tiada henti. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, apakah bulutangkis telah memanfaatkan perkembangan teknologi secara optimal untuk meningkatkan performa atlet, keakuratan keputusan wasit dan pengalaman penonton?
Perkembangan teknologi yang hadir dalam bulutangkis, membantu meningkatkan keterampilan pemain untuk mengambil keputusan saat pertandingan berlangsung serta memudahkan pemain dalam memberikan reaksi lebih cepat terhadap permainan lawan. Hal ini menujukkan, teknologi memberikan dampak positif dalam berbagai bidang, khususnya bulutangkis. Penggunaan teknologi dalam olahraga bulutangkis bukan lagi sebagai pilihan, namun menjadi sebuah kebutuhan.Â
Di era modern saat ini, kecepatan, akurasi dan pengalaman menjadi prioritas. Adanya teknologi menawarkan solusi yang dapat mengubah cara dalam bermain, menyaksikan dan memahami olahraga ini. Teknologi menjadi alat bantu untuk meningkatkan kualitas dan daya saing bulutangkis di panggung dunia.
Perkembangan teknologi berperan besar dalam menjaga keadilan di pertandingan bulutangkis dengan menggunakan alat seperti sistem review video dan hawk-eye. Â Hadirnya alat-alat canggih ini meminimalisir keputusan wasit yang kontroversial, karena alat ini dapat memberikan visualisasi keakuratan dari jatuhnya shuttlecock, menghilangkan keraguan dan potensi kecurangan. Hal ini penting dalam menjaga sportivitas dan kepercayaan, baik di kalangan pemain maupun penonton.
Teknologi membantu mengoptimalkan performa pemain dengan memanfaatkan analisis data dalam memahami pola permainan lawan, kelemahan lawan serta peluang taktik yang bisa dioptimalkan. Sensor yang terpasang di raket atau perangkat wearable lainnya mampu merekam kecepatan pukulan, sudut shuttlecock dan durasi rally pemain. Dari informasi inilah, pelatih bisa merancang program latihan yang jauh lebih spesifik, sehingga pemain tampil dengan lebih maksimal dalam setiap pertandingan.
Selain itu, adanya statistic real-time, replay video yang mendetail dan visualisasi digital memperkaya pengalaman penonton dalam menikmati pertandingan dengan pemahaman secara lebih mendalam. Inovasi seperti augmented reality (AR) dapat memberikan pengalaman interaktif, membawa bulutangkis lebih dekat ke para penggemarnya. Olahraga tenis dan sepak bola telah menunjukkan bagaimana teknologi dapat mendongkrak daya tarik olahraga di tingkat global.
Jika bulutangkis tidak mengikuti langkah yang sama, risiko kehilangan daya tarik bisa saja terjadi. Sebab, kalangan generasi muda saat ini lebih akrab dengan teknologi. Dengan menggunakan teknologi secara optimal, bulutangkis dapat memperkuat posisinya sebagai olahraga modern yang kompetitif dan relevan di era digital. Meskipun telah lama menjadi salah satu olahraga yang popular, bulutangkis tetap menghadapi tantangan, seperti ketidakakuratan keputusan wasit, kebutuhan pelatihan yang lebih efektif dan harapan untuk menyajikan pertandingan yang lebih menarik bagi penonton.Â
Contoh kasus yang memanfaatkan teknologi hawk-eye adalah saat mengatasi perdebatan keputusan wasit dalam pertandingan bulutangkis yang terjadi pada saat turnamen Olimpiade Tokyo 2020 dan Kejuaraan Dunia BWF (Badminton World Federation). Teknologi hawk-eye ini memungkinkan pemain untuk meminta challenge, jika pemain merasa keputusan hakim garis dan wasit tidak akurat. Teknologi ini menggunakan kamera canggih serta algoritma untuk memproyeksikan lintasan shuttlecock secara presisi, memberikan keputusan secara objektif dan bisa dipercaya.
Salah satu contoh nyata adalah saat pertandingan final Olimpiade Tokyo 2020 antara Viktor Axelsen (Denmark) dan Chen Long (China). Dalam pertandingan final ini, hawk-eye digunakan beberapa kali untuk memverifikasi apakah shuttlecock jatuh di dalam atau di luar garis. Hadirnya teknologi ini memberikan rasa adil kepada kedua pemain sekaligus meningkatkan kepercayaan penonton terhadap hasil pertandingan.
Selain itu, teknologi dalam bulutangkis dikenal juga wearable atau sensor yang ada pada raket atau gelang pintar yang membantu para pemain bulutangkis dalam meningkatkan performa. Contohnya dalam pelatihan tim nasional Jepang, perangkat sensor ini digunakan untuk mengukur kekuatan pukulan, kecepatan shuttlecock, bahkan sudut raket. Hasil data yang didapatkan, kemudian dianalisis untuk menemukan pola permainan.
Salah satu pemain tunggal putra asal Jepang, Kento Momota. Dikenal sebagai pemain yang menggunakan teknologi wearable dalam proses latihannya. Penggunaan teknologi wearable ini menghasilkan data yang akurat, sehingga pelatihnya mampu mengembangkan strategi secara khusus. Hasil penggunaan teknologi tersebut, Momota berhasil menjadi salah satu pemain terbaik di dunia.
Penggunaan hawk-eye dan wearable devices menunjukkan teknologi dalam bulutangkis terus berinovasi. Tidak hanya meningkatkan performa pemain, namun juga mendukung keadilan, efisiensi serta memberikan pengalaman yang jauh lebih menyenangkan bagi penonton. Memanfaatkan teknologi hawk-eye dan wearable devices juga memperluas daya tarik olahraga bulutangkis ke generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi. Oleh karena itu, adopsi teknologi dalam bulutangkis menjadi langkah strategis untuk memastikan olahraga ini tetap relevan, menarik dan kompetitif di kancah global.
Kehadiran teknologi menciptakann pengalaman penonton yang lebih interaktif melalui inovasi seperti real-time analytics dan augmented reality (AR). Penggunaan teknologi ini terdapat pada beberapa turnamen besar seperti All England. Statistik pemain seperti kecepatan smash, durasi rally, dan posisi shuttlecock disiarkan langsung kepada penonton. Adanya akses data ini, penonton tidak hanya menikmati pertandingan secara visual, tetapi juga memahami strategi yang digunakan dalam pertandingan.Â
Selain itu, pemanfaatan artificial intelligence (AI) juga mulai digunakan untuk menganalisis pola permainan dan strategi lawan. Contohnya terdapat dalam pelatihan yang dilakukan oleh tim nasional China. AI membantu mengidentifikasi pola permainan lawan dari data pertandingan sebelumnya. Dengan menggunakan teknologi ini, pemain dapat mempersiapkan strategi yang lebih matang untuk menghadapi lawan, menjadikan pertandingan lebih kompetitif dan menantang. Inovasi ini membuka peluang untuk mempersingkat waktu analisis yang sebelumnya memakan waktu berhari-hari menjadi hanya dalam hitungan jam.
Tidak hanya itu, teknologi dalam bulutangkis juga berkembang menjadi wearable. Teknologi yang memiliki peran penting dalam pencegahan cedera pemain. Alat sensor yang terpasang di tubuh pemain untuk mendeteksi tekanan berlebih pada sendi atau otot tertentu, memberikan peringatan dini terhadap pelatih untuk mengurangi intensitas latihan atau memberikan jeda istirahat. Contohnya dapat dilihat dari tim nasional Denmark yang menggunakan teknologi ini untuk menjaga kebugaran Viktor Axelsen. Alat tersebut memastikan Viktor Axelsen tetap berada di puncak performa tanpa risiko cedera serius.
Kemajuan teknologi tidak hanya digunakan saat pertandingan saja, tetapi juga digunakan saat proses latihan dengan menggunakan virtual reality (VR). Teknologi ini membantu pemain dalam mencoba berbagai skenario pertandingan tanpa harus berada di lapangan secara langsung. Hasil teknologi yang berbentuk VR ini memberikan keuntungan dalam memahami pola serangan lawan, mengasah refleks dan meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan. Penggunaan teknologi ini dapat dilihat di klub-klub Jepang yang mengadopsi teknologi VR untuk membantu pemain menghadapi situasi tekanan tinggi seperti rally yang panjang atau poin kritis.
Teknologi memungkinkan analisis data secara mendalam untuk mendukung strategi permainan, pencegahan cedera melalui wearable devices, serta pelatihan simulasi berbasis virtual reality (VR) yang menciptakan taktik permainan secara realistis. Dengan mengadopsi teknologi ini, bulutangkis tidak hanya menjaga keadilan dalam pertandingan, namun juga menjadi olahraga yang lebih menarik dan kompetitif di panggung dunia. Adopsi teknologi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi bulutangkis untuk terus berkembang sebagai olahraga global. Kecanggihan pada teknologi tidak hanya menjadi alat bantu, namun juga sebagai pendorong transformasi yang lebih besar untuk memastikan bulutangkis tetap relevan di era digital.Â
Penulis: Radhwa Larasati Tetuko, Mahasiswi Jurnalistik 5D, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Referensi:
1. Muhammad Syahrul Mahendra (Pengaruh Teknologi dalam Bidang Badminton)
2. https://ayo.co.id/blog/Peran-Teknologi-dalam-Meningkatkan-Pengalaman-Bermain-di-Lapangan-Badminton