Pertama, sekolah itu PENTING. Tapi banyak hal yang salah di dalam sekolah, terutama di Indonesia. Anda tahu, banyak anak yang tidak baik di sekolahnya tapi besarnya bisa sukses. Sedangkan anak-anak yang sukses di sekolah (bukannya tidak sukses), mereka bekerja sebagai pegawai biasa. Mengapa? Karena masa depan tidak ditentukan oleh sekolah.
Yang sangat aneh lagi adalah disekolah, Misal kita ambil satu guru, guru matematika jika kita tes geografi maka dia tidak akan bisa mendapatkan nilai yang baik. Lalu mengapa jika guru-guru tersebut tidak bisa melakukan hal-hal yang lain dengan baik sedangkan semua murid dipaksa mendapakan semua nilainya baik? Jika gurunya saja hanya menguasai satu mata pelajaran mengapa murid harus mengetahui semua mata pelajaran? Untuk dasar katanya. Toh guru tersebut juga sadar, saat dia dewasa dia tidak menggunakan semua mata pelajaran yang diberikan waktu kecil. Karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal, begitu juga dengan murid-murid. Murid-murid tidak akan bisa menguasai semua hal dengan baik. Dan banyak pelajaran-pelajaran yang diberikan tidak digunakan ketika dewasa.
Sekarang apanya yang mesti dirubah, sekolahnya atau sistemnya? Mengapa tidak sejak kecil ketika anak masuk SD kita lihat dulu berapa lama lalu kita bagi kelasnya? Kalau memang anak ini suka matematika, berika dia pelajaran matematika lebih banyak tetapi pelajaran yang lain dikurangi jamnya. Seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi sejak kecil anak ini dijuruskan ke pelajaran yang dia suka. Bukan dijejalkan dengan semua pelajaran yang dia suka atau tidak suka harus bisa, harus hafal.
Ada anak yang pintar, bisa menghafal semua tapi ketika dewasa pikirannya telah terkotaki, kreatifitasnya telah buntu, otak kanannya tidak akan jalan karena yang dipakai otak kirinya untuk menghafal, menghafal, menghafal.. Akhirnya bukan pintar, bukan cerdik tapi dia akan menjadi orang yang jago menghafal. Dan biasanya anak seperti itu pelajaran olah raga atau seninya tidak baik, karena otak kanannya tidak dipakai.
Untuk merubahnya butuh tahunan, tapi saya harap suatu saat bisa. Kalau orang tua mendukung apa yang anak suka dalam mata pelajaran, mungkin akan menjadi anak yang berhasil kedepannya. Misal pelajaran matematika jelek lalu pelajaran seni bagus, lalu mengapa yang dileskan pelajaran matematika? Mengapa tidak dileskan apa yang memang anak itu suka? Jika matematika jelek, biarkan jelek. Pelajaran yang disukai dibantu orang tua supaya lebih bagus. Memang ada pelajaran tertentu yang jika kurang akan menyebabkan anak tidak naik kelas. Kalau yang seperti itu dibantu secukupnya, tidak perlu sembilan atau sepuluh cukup mendapat nilai yang sesuai syarat kelulusan atau sesuai kemampuan asal lulus saja. Karena jika anda rangking satu di kelas tidak akan menjamin anda sukses ketika dewasa. Sama sekali tidak berhubungan.
Kuncinya adalah orang tua, orang tua harus mendukung apa yang anak suka. Kalau ada pelajarang yang jelek dan baik, dukung pelajaran yang nilainya baik. Jangan paksa anak untuk mempelajari yang nilainya jelek menjadi nilainya sembilan atau sepuluh. Tidak perlu takut untuk mendapat nilai jelek, tidak perlu takut untuk tidak naik kelas. Tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda hancur. Saya harap orang-orang tua di Indonesia mendukung anak-anaknya, tidak memarahi anak-anaknya ketika ada nilai yang jelek.
Sekali lagi, masa depan anak tidak tergantung dari pintar tidaknya ketika di sekolah. Masa depan anak tidak tergantung dari naik atau tidak naik kelas. Masa depan anda juga tidak tergantung dari rapor. Tapi masa depan anda sebenarnya tergantung dari cara anda bersosialisasi, menambah pengetahuan setiap hari yang bisa didapat dari mana-mana; dari internet, dari buku, dari cerita , dari pengalaman orang lain yang anda suka. Karena masa depan bukan tergantung dari nilai sekolah anda, tapi masa depan ada di tangan anda. Jangan takut mendapatkan nilai merah, karena kadang merah artinya sukses untuk masa depan.
Yang paling aneh lagi pendidikan di Indonesia di jejali dengan teori-teori dari barat dan itu terus diulang-ulang. Dan para siswa harus mempercayai teori tersebut dan sebagian dari teori-teori tersebut pasti memuat indotrinisasi. Menurut saya dari teori tersebut jangan diambil sepenuhnya tetapi diambil sebagian yang sesuai dengan keadaan Indonesia serta murid dididik untuk membuat teori-teori sendiri yang sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia serta supaya lebih berkembang dan lebih baik dari teori-teoti yang ada sebelumnya.
Selain itu selain pelajaan yang sesuai dengan bakat murid diperlukan juga ilmu yang mempelajari tentang cara ilmu hidup yang baik supaya bisa tahu apa yang mereka lakukan jika mereka (para murid) mendapatkan cobaan hidup kelak, supaya mereka tidak putus asa dan jika sukses kelak para murid juga dapat memanfaatkan kesuksesan tersebut dengan benar dan bisa mengolah kesuksesan tersebut bukan untuk kepentingan sendiri melainkan untuk kepentingan orang banyak. Selain itu Ilmu hidup juga bisa melatih seseorang supaya akan tetap berusaha dan bersyukur atas segala yang ada serta cerdik dalam memanfaatkan situasi ketika dia mendapatkan peluang untuk sukses, supaya sekecil apapun peluang tersebut dia bisa memanfaatkanya.
Selain itu Ilmu hidup juga harus mempertimnangkan tentang akhlak, norma, dan tata karma yang selama ini agak tidak diperhatikan dalam dunia pendidikan. Ya karena yang dilebihkan adalah yang akademik saja. Sekarang pendidikan agama sudah mulai di kembangkan tetapi menurut saya dari Pendidikan Agama siswa tidak tergugah sama sekali karena pendidikan Agama terlihat tidak begitu menarik di sebagian siswa. Oleh karena itu Ilmu Hidup juga harus diselipi dengan ilmu agama yang di lengkapi dengan pengalaman nyata yang menyentuh hati dan sesuai nalar dari orang yang sukses dengan perjuanganya.
Lalu Indonesia ini adalah yang terkenal selain seni dan keindahan alamnya pasti yang terkenal adalah korupsi. Dan menurut saya sebagian besar orang Indonesia jika menjabat dia pasti korupsi, kenapa? Karena korupsi adalah salah satu hal yang didasari dari sifat mau enak sendiri tanpa memperhatikan orang lain, nah apa hubunganya? Sekarang saya lihat sebagian orang Indonesia bersifat seenaknya sendiri tanpa melihat dampak dari yang dia buat. Contohnya adalah membuang sampah sembarangan, nyogok ini nyogok itu jika bisa nyogok untuk mendapatkan kesuksesan, berkendara ngawur dijalan agar capat sampai tujuan, dll. Hal tersebut memang masalah kecil tetapi sifat tersebut seperti halnya korupsi yang tidak melihat dampak yang telah diperbuat. Dan jika masih kecil saja sering buang sampah sembarangan dan tidak memperhatikan dampak dari sekitar dari perbuatan yang diperbuat maka kemungkinan besar jika kelak menjadi pejabat akan korupsi dan lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompokya dari pada kepentingan rakyatnya.
Oleh karena itu Ilmu Hidup sangat berperan dalam hal ini agar rasa tenggang rasa dan gotong royong seperti yang diajarkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia tidak punah dan berkembang serta untuk memperbaiki akhlak bangsa Indonesia sesuai dengan Tata Krama yang sudah ada dan kini hampir dilupakan.