[caption id="attachment_271854" align="alignleft" width="300" caption="Teguh adik Wahono yang menikahi Siti Aisyah, calon mempelai kakaknya. foto: tribun lampung"][/caption] Jodoh adalah satu dari empat rahasia tuhan yang tak diketahui hambaNya. Meski jadwal pernikahan telah ditetapkan, undangan pernikahan telah disebar, tak ada yang mampu memastikan apakah rencana dan niat itu terwujud atau tidak. Tapi, sungguh mengejutkan bahkan mungkin menyakitkan apa yang terjadi pada Bawor atau Wahono. Calon mempelai bagi Siti Aisyah itu urung menikah lantaran ia dicokok Densus 88 dengan tuduhan, apalagi kalau bukan terlibat terorisme di Medan. Seharusnya ia menikahi Siti Aisyah, Kamis pekan lalu di Lampung. Namun, Wahono ditangkap beberapa hari menjelang pernikahannya. Keluarga mana yang tak panik, calon mempelai mana yang tak berduka atas kejadian tak terduga itu. Prosesi sakral lagi bersejarah dalam hidup setiap manusia itu berantakan lantaran penangkapan oleh Densus 88. Kita apresiasi kerja aparat untuk memberantas terorisme. Tak hendak saya menafikannya. Namun dalam kasus ini, berapa banyak yang dirugikan. Terlebih Wahono. Wahono dan empat orang rekannya dilepaskan Densus pada Minggu (26/9) lalu. Mereka yang semula diduga terkait teroris dan perampokan Bank CIMB Niaga Medan setelah diperiksa selama seminggu, ternyata Densus 88 tak kunjung menemukan bukti keterlibatan kelimanya dalam dua tindak pidana tersebut. Wahono mungkin merugi berkali-kali. Gadis pujaan hatinya, Siti Aisyah yang seharusnya telah menjadi istrinya kini justru menikah dengan orang lain. Entah ia harus sakit hati, atau malah berbesar hati. Pasalnya suami mantan calon istrinya itu tak lain adiknya sendiri, Teguh Subagio. Ya inilah takdir. Ini adalah jodoh. Tapi, bila kita di posisi Wahono, seberapa tegar kita. Lalu, jika kita di posisi Densus ---yang juga menikah, berkeluarga—yang menangkap Wahono, kira-kira apa perasaan kita? --Berita terkait ada di bawah ini ;)
http://www.tribunjambi.com/read/artikel/4424 http://www.tribunjambi.com/read/artikel/4565
KEMBALI KE ARTIKEL