Maksud hati membahagiakan buah hati, justru membuat anak kedua saya menderita. Wisata kuliner keluarga kecil kami saban Sabtu, membuat si kecil justru sakit. Belakangan, rupanya ia keracunan es krim.
Kecemasan sedikit reda ketika resep dari dokter membuatnya agak nyaman. Bocor dan muntahnya bekurang. Tapi celakanya, belum lagi sembuh total, justru sariawan muncul di mulut anak saya. Akibatnya, perutnya susah terisi makanan.
Iba nian rasanya kala melihat ia mengaduh kesakitan. Makanan yang harusnya ia lahap dengan nikmat, tiba-tiba terhenti rasa sakit. Dan menangislah akhirnya.
Usut punya usut, ternyata anak saya alergi dengan antibiotik amoxicillin.
Usut punya usut lagi, riwayat itu berasal dari istri saya. Istri saya sendiri alergi terhadap antibiotik kotri. Di atasnya, dari keluarga istri saya ada yang alergi terhadap amoxicillin.
Biasanya, ketika anak kami sakit, istri saya selalu meyampaikan ke dokter jika dirinya alergi kotri. Ternyata, anak saya justru tak mempunyai masalah dengan kotri, kecuali si amoxcilin tadi.
Ketika menyampaikan alergi ini kepada dokter dan teman saya yang perawat, mereka satu suara. “Waduh, harus diingat-ingat itu seumur hidup kalau alergi obat, jangan sampai lupa.” Duh, maafin abi dan umi mu ya nak.So, kompasianer kenalilah alergi anda dan anak anda. Salam!