Bagi kami yang pernah merasakan tinggal di pesantren, tentu kehidupan remaja yang kami alami berbeda dengan remaja kebanyakan yang pada usia pubertas asik belajar, bermain dan bermain. Kehidupan di alam pesantren (yang berasrama) membuat hidup kami tak jauh dari kamar, sumur, lapangan bola (bermain) dan sekolah. Tak lebih. Kami yang pernah
nyantren tentu jarang berhubungan dengan dunia luar. Tak ubahnya seperti lapas, hidup kami terkungkung di kelilingi tembok, meskipun ada pula pesantren tradisional yang tidak berpagar dan berbaur dengan lingkungan masyarakat lokal di suatu dusun (kampung).
KEMBALI KE ARTIKEL