Selain membekali siswa dengan pengetahuan agama, SIT juga menekankan pentingnya ilmu pengetahuan umum. Siswa mempelajari berbagai mata pelajaran seperti matematika, sains, dan bahasa yang dikombinasikan dengan nilai-nilai Islam. Ini memastikan bahwa mereka tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam dalam pemecahan masalah sehari-hari. Dengan cara ini, SIT tidak hanya fokus pada kognisi, tetapi juga pada pembentukan pribadi yang utuh---memahami bahwa sains dan agama tidak harus dipisahkan, tetapi bisa saling melengkapi.
Di SIT, siswa juga dikenalkan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat relevan di era digital ini. Pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar memungkinkan siswa untuk lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Siswa diajarkan untuk menguasai keterampilan teknologi dengan pendekatan Islami, seperti memahami etika dalam penggunaan internet dan media sosial. Ini menjadi penting di abad ke-21, di mana informasi begitu mudah diakses dan penyaringan informasi secara etis sangat diperlukan.
Secara keseluruhan, pendekatan SIT memungkinkan siswa untuk berkembang secara intelektual, emosional, dan spiritual secara seimbang. Di satu sisi, mereka mendapatkan bekal akademis yang kuat; di sisi lain, mereka dididik untuk memiliki karakter yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Hal ini diharapkan dapat menjadikan siswa yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing di era modern, tetapi juga mampu berkontribusi secara positif di masyarakat dengan tetap memegang prinsip-prinsip keislaman. Dengan landasan pendidikan yang kuat, lulusan SIT diharapkan menjadi individu yang berintegritas, tangguh, dan siap menghadapi kompleksitas dunia global tanpa kehilangan identitas keislamannya.