Ada banyak studi yang membandingkan daya saing destinasi pariwisata negara-negara di dunia. Salah satunya World Ecomomic Forum tersebut yang memaparkan apa yang menjadi kekuatan pariwisata Indonesia. Kita peringkat 74, itu masih di bawah Thailand," kata Mari. Industri pariwisata Kita maju pesat berkat promosi yang gencar melalui dunia ICT khususnya website, Blog, Facebook, Twitter dan lain sebagainya.
Menurut World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat 39 untuk kekuatan pariwisata dari segi budaya dan penyelenggaraan acara internasional. Menurut Mari, kegiatan tersebut bisa berupa festival budaya, seperti Festival Danau Toba atau Sail Indonesia. "Bisa juga sebagai tempat shooting film, seperti saat film Eat, Pray, Love. Event-event ini yang menjadi Indonesia dikenal. Selain juga cultural heritage," ungkapnya.
Dalam World Economic Forum tersebut, ada 14 indikator yang dinilai. Misalnya, sesuai pemaparan Mari, dari indikator kebijakan dan peraturan, Indonesia dianggap membaik, yaitu di peringkat 88. Selain itu, indikator keamanan dan kesehatan.
Kesehatan kita menurun, terkait flu burung. Isu paling sensitif adalah keamanan dan kesehatan bagi turis. Juga berkaitan dengan kebersihan.Peringkat meningkat dari salah satu indikator adalah value for money, yaitu Indonesia di peringkat 4. Mari menambahkan, hal ini berarti Indonesia menawarkan pariwisata yang berbujet rendah, baik dari tarif hotel maupun paket wisata.
Di tengah krisis ekonomi ternyata sektor pariwisata mempunyai catatan penting. Ternyata pariwisata tidak rentan terhadap krisis, karena kalau orang sedih pasti ingin liburan. Berdasarkan pengalaman 2009 itulah, Mari Elka optimistis jumlah wisatawan baik domestik maupun asing akan terus meningkat pada 2012 mendatang. Hal itu merupakan potensi bisnis yang harus ditangkap oleh pengusaha muda.
Berdasarkan tren 2009, wisatawan asing menghabiskan uang sebesar US$1,000 per orang selama liburan. Sedangkan wisatawan nusantara menghabiskan Rp600 ribu per orang, wisatawan asing menghabiskan uangnya 30 persen untuk hotel, 28 persen untuk wisata kuliner, 15 persen untuk belanja dan 6,5 persen untuk menonton pertunjukan seni dan budaya.Sedangkan untuk wisatawan nusantara menghabiskan 30 persen belanja, 15 persen untuk wisata kuliner, dan 3,7 persen untuk pertunjukan seni dan budaya. Orang Indonesia lebih banyak belanja untuk oleh-oleh. Wisatawan asing terbanyak yang datang ke Indonesia berasal dari Australia, China, Timur Tengah dan Rusia. Wisatawan asal Rusia biasanya menginap selama 2 minggu sedangkan wisatawan asal China biasanya menginap 3-5 hari. Wisatawan Rusia biasanya mencari suvenir yang mahal sedangkan wisatawan China biasanya mencari suvenir yang murah sekali atau sekalian yang mahal.
Ripparnas merupakan turunan dari UU No10/2009 tentang Kepariwisataan yang mengamanatkan penyusunan Ripparnas tingkat nasional, provinsi, kabupaten, kota. Rancanagan itu mengatur visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan strategi dan indikasi program pariwisata Indonesia sampai 2025.
Ripparnas sendiri akan terdiri dari empat pilar utama bagaimana membangun industri pariwisata, membangun destinasi, membangun dan mengembangkan pemasaran pariwisata, membangun dan mengembangkan kelembagaan pariwisata. Berdasarkan dokumen tersebut telah ditentukan 50 destinasi pariwisata nasional (Danau Toba akan menjadi proyek percontohan di 2012), 88 kawasan strategis pariwisata nasional, dan 222 kawasan pengembangan pariwisata nasional.
Kedepan kita harus melakukan kerjasama antara para pelaku dunia pariwisata melalui dunia ICT dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar Indonesia lebih di kenal lagi di kalangan pelancong dunia pariwisata.