Kasus-kasus peredaran uang palsu makin canggih saja pola dan sistem yang mereka gunakan. Pemilihan Umum (Pemilu) serta pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 sudah dekat, seperti pemilu tahun 2004 dan tahun 2009, banyak didapatkan uang palsu yang beredar di kalangan masyarakat.
Dalam lima bulan pertama di 2011 telah ditemukan uang palsu sebanyak 57.380 lembar. Dari angka tersebut, bank sentral menyimpulkan telah terjadi penurunan peredaran uang palsu menjadi hanya 6 lembar dari 1 juta bilyet uang asli dari periode yang sama di 2010 yang sebanyak 7 lembar dari satu juta lembar uang beredar. Sampai Mei ditemukan 57.380 lembar uang palsu atau 6 lembar per 1 juta lembar. Itu year on year dalam lima bulan turun dari 2010 sebanyak 70.104 lembar uang palsu atau 7 lembar per 1 juta lembar
Bank Indonesia secara serentak di berbagai wilayah di Indonesia meluncurkan uang kertas baru.Uang kertas yang diluncurkan adalah pecahan Rp 20.000, Rp. 50.000 dan Rp. 100.000. Secara umum tampilan visual tiga uang kertas baru ini tak jauh berbeda dengan keluaran sebelumnya, tetapi lebih ditingkatkan dari segi desain dan sistem proteksi uang kertas yang baru tersebut.
Tujuan peluncuran uang kertas baru ini utamanya adalah menghindari pemalsuan terhadap uang kertas Indonesia dengan desain modern dan proteksi yang canggih. Selain itu ditambahkan juga elemen pengenal untuk para tunanetra. Di banyak negara, tanda pengenal untuk tuna netra sudah lama dikenalkan pada uang kertas mereka, dan Indonesia walaupun agak telat, mulai membuat pengenal khusus uang kertas untuk tunanetra ini.
Dalam rangka meningkatkan perlindungan dari upaya pemalsuan serta mengoptimalkan fungsi elemen desain agar lebih memudahkan masyarakat mengenali keaslian uang Rupiah pada pecahan Rp20.000 Tahun Emisi (TE) 2004, Rp50.000 TE 2005 dan Rp100.000 TE 2004, Bank Indonesia secara resmi akan mengeluarkan dan mengedarkan Uang Kertas (UK) Rupiah Desain Baru ketiga pecahan tersebut mulai Senin, 31 Oktober 2011. Akan tetapi masih banyak yang belum mengetahui adanya uang kertas baru ini, sosialisasi dari pihak BI masih kurang dan beberapa bank ada yang sudah bisa dan ada yang belum bisa dilakukan penukaran uang baru tersebut.
Dengan Pengeluaran dan Pengedaran ketiga uang kertas Desain Baru tersebut, diharapkan masyarakat akan dapat lebih cepat mengenali keaslian uang Rupiah dengan adanya penambahan unsur pengaman yang dapat dikenali tanpa menggunakan alat bantu. Disamping itu, diharapkan pula dapat meningkatkan perlindungan dari upaya-upaya pemalsuan uang karena kemajuan dalam teknologi cetak.
Bank Indonesia (BI) sudah menyiapkan 125,8 juta bilyet uang baru pecahan Rp 100.000 untuk disebarkan kepada masyarakat. Pada Senin 31 Oktober 2011 masyarakat sudah dapat menukarkannya di bank-bank terdekat. Bank sentral telah menyiapkan 7,6 juta bilyet uang kertas baru pecahan Rp 20.000 dan 103,5 juta bilyet pecahan Rp 50.000.
BI meluncurkan ketiga uang kertas desain baru tersebut dengan harapan masyarakat akan dapat lebih cepat mengenali keaslian uang rupiah dengan adanya penambahan unsur pengaman yang dapat dikenali tanpa menggunakan alat bantu.
Walaupun BI sudah mengeluarkan uang kertas baru, akan tetapi uang kertas pecahan Rp 20.000 TE 2004, Rp50.000 TE 2005 dan Rp100.000 TE 2004 desain lama masih tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah sepanjang belum dicabut dan ditarik dari peredaran oleh Bank Indonesia.