Dalam lima tahun terakhir, investasi untuk sanitasi naik menjadi Rp 5.000 per kapita per tahun. Bila kita perhatikan investasi selama 30 tahun sebelumnya (1974-2004) hanya mencapai Rp 200 perkapita per tahun, namun peningkatan tersebut masih jauh dari ideal, karena baru 10% dari kebutuhan pelayanan sanitasi dasar yaitu Rp 47.000 per kapita per tahun.
Akibat sanitasi yang buruk, maka tiap 1000 bayi lahir, hampir 50 di antaranya meninggal karena diare sebelum usia 5 tahun. Sekitar 70 juta penduduk indonesia belum memiliki akses terhadap sanitasi, 19 juta di antaranya hidup di perkotaan dengan daya dukung lingkungan yang kritis. Hal tersebut mengakibatkan lebih dari 14.000 ton tinja dan 176.000 meter kubik urine mencemari, dengan berat 75% sungai dan 80% air tanah.
Masyarakat pun harus membayar rata-rata 25% lebih mahal untuk air bersih perpipaan. Bila kita perhatikan muka Indonesia, yaitu Bandara Soekarno Hatta, toiletnya jorok. Kata bule-bule itu, "Bandara saja kotor apalagi tempat yang lain."
Hal ini harus kita perbaiki bersama untuk mengangkat image kita di mata dunia Internasional, juga perlunya sarana sanitasi umum di kawasan pusat bisnis seperti jalan Sudirman, Thamrin, Kuningan, di halte-halte busway tidak ada toilet, jadi harus segera mungkin di bangun.