Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Markus itu Lebih Berbahaya Daripada Preman

10 Mei 2010   09:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:17 213 0
(Kompasianabaru-Jakarta) Markus atau Makelar kasus menjadi terkenal sejak TVOne menampilkan Andris Renaldi, pria yang mengaku markus di Mabes Polri. Namun belakangan, pria yang dalam tayangan TVOne bernama Roni itu diduga markus palsu. TVOne pun minta maaf. ”Saya atas nama TVOne minta maaf sebesar-besarnya bila institusi Polri dan Bapak Kapolri terganggu,” kata GM News TVOne Toto Suryanto. Andri Ronaldi alias Andis, makelar kasus atau markus palsu yang ditangkap polisi pada 7 April 2010, mengaku dijebak oleh kru TV One. Andis baru tahu sedang dijebak TV One setelah diperkenalkan sebagai markus dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang disiarkan secara langsung oleh TV One pada 24 Maret 2010.Andis mengaku menjadi markus karena disuruh presenter TV One, Indy Rachmawati. Saat awal diundang TV One, dia diminta menjadi narasumber untuk membahas masalah yang menyangkut perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI). Markas Besar Polri menangkap seorang yang diklaim sebagai narasumber program acara Apa Kabar Indonesia Pagi TVOne. Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Edward Aritonang menyebutkan, penangkapan tersebut dilandasi atas dugaan rekayasa berita.Terkait dengan pernyataan yang dikeluarkan Mabes Polri, TVOne menyatakan belum dapat memastikan apakah makelar kasus yang dimaksud adalah narasumber yang pernah tampil di program Apa Kabar Indonesia Pagi tanggal 18 Maret lalu. Tetapi juru bicara TVOne, sekaligus General Manajer Divisi Pemberitaan, Totok Suryanto menyatakan, “Tidak pernah ada rekayasa yang dilakukan dalam setiap pemberitan,” Ujarnya pada Kamis, 8 April 2010. Pada pertemuan informal enam kepala Lembaga Negara yang berlangsung di Hotel Darmawangsa, Jakarta, kamis 6 Mei 2010, menghasilkan pemahaman bersama tentang berbagai masalah sesuai posisi masing-masing kepala Lembaga Negara. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang ikut juga dalam acara tersebut berbicara menanggapi masalah makelar kasus atau Markus yang hingga kini terus menjadi sorotan masyarakat. Markus itu justru lebih berbahaya dari preman-preman yang sifatnya insidental, yang lebih mudah untuk diredam dan dihentikan ketimbang Markus. “Sesuai ucapan Presiden (SBY) Soesilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu bahwa kita tidak boleh kalah dari preman, perlu ada direction yang tegas dari Presiden untuk menginstruksikan pihak polisi maupun pihak terkait lainnya dalam memberantas Markus di Indonesia,” ujar Mahfud. Bagaimana kalau Markus atau Makelar kasus melibatkan kalangan elit atau yang sering disebut kelas kakap seperti yang diungkap oleh Komisaris Jenderal Susno Duadji. Dia membeberkan makelar kasus kelas kakap dalam pertemuan tertutup dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat pada 8 April 2010 yang lalu "Namanya Mr X,” kata Susno. Nama yang disebutkan Susno berinisial SJ; bekas diplomat yang biasa mangkal di Markas Besar Polri itu dekat dengan seorang jenderal bintang tiga berinisial MP. Mr X adalah orang yang sangat dominan di tubuh kepolisian selama ini. Dia bukan anggota kepolisian, tapi mendapat semua fasilitas yang diperoleh anggota kepolisian. Berdasarkan informasi yang beredar, Mr X adalah bekas diplomat yang pernah bertugas di Australia. Dia pun disebut-sebut sebagai anggota Badan Intelijen Negara. Susno juga menyebut Andi Kosasih, tersangka lain dalam kasus Gayus, hanya dijadikan boneka oleh makelar kasus yang sebenarnya. Mr X bisa mengatur permainan kasus, dari tim pemeriksa, tim penyidik, kepala unit, direktur di kepolisian, jaksa penyidik, jaksa penuntut, sampai hakim. Ketika berkali-kali didesak anggota Komisi III, Susno tetap menolak menyebutkan nama Mr X secara terbuka. Dalam rapat yang disaksikan wartawan itu, Susno hanya menyebutkan ciri-ciri Mr X. "Dia bukan polisi. Dia musuh pengacara," ujar Susno. Susno mengatakan sama sekali tidak takut saat anggota Dewan meminta dirinya tak tanggung-tanggung membongkar mafia kasus di kepolisian. Masalahnya, Susno beralasan, bukan hanya keberanian yang dibutuhkan, tapi juga taktik. "Kalau saya terjun ke jurang, ya, mati juga," kata Susno. Kesimpulannya bahwa markus atau makelar kasus itu benar-benar berbahaya daripada preman dan harus dibasmi hingga ke akar-akarnya, butuh keberanian semua pihak yang terkait dalam pembenahan hukum di Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun