Tidak sedikit mereka menjalankan aksinya para pengamen dan preman tersebut yang berpura-pura mabuk sambil memaksa minta uang kepada penumpang juga modus lama yaitu preman tobat yang baru keluar penjara masih ditemui pula. Masalahnya adalah para Kondektur bus dan sopir tak bisa bertindak melarang mereka naik. Kalau dilarang naik, malah kondektur yang berantem sama mereka jadi selama ini hanya didiamkan saja, tidak mau repot, akhirnya para penumpang yang jadi korban para preman, pengamen dan pengemis tersebut.
Para pengamen biasanya naik di pintu angkot walaupun ada juga beberapa anak jalanan tetapi pengamen dewasa tak kalah banyak. Mereka hanya bernyanyi sekadarnya dan kemudian meminta uang kepada penumpang angkot. Nyanyinya enggak jelas, asal-asalan, brisik lagi, terus langsung minta uang, memang banyak yang maksa juga, seorang sahabat saya sampai kesal melihat ulah mereka itu setiap harinya.
Rencananya Pemprov DKI Jakarta menggelar penertiban terhadap sindikat peredaran pengemis di Ibukota Jakarta ini, sudah mendapat dukungan penuh dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Karena keberadaan sindikat pengemis itu sudah bukan isapan jempol belaka. Mereka benar-benar nyata dan mengancam kenyamanan serta ketentraman masyarakat.
Saat ini setidaknya 2.000 lebih pengemis membanjiri berbagai tempat di ibukota. Mulai dari perempatan jalan, terminal, pasar, stasiun kereta api dan berbagai tempat lainya. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat, mendekati bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, disitulah puncak kejayaan mereka.
Dalam melakukan penertiban Pemprov DKI harus mengedepankan tindakan persuasif tanpa kekerasan. Setidaknya Pemprov DKI yaitu Satuan Polisi Pamong Praja harus bekerja sama dengan pihak kepolisian dan berbagai pihak lain untuk mendukung penertiban tersebut.
Apabila terbukti ada kelompok pengemis yang melakukan eksploitasi terhadap anak-anak, maka pihak kepolisian tidak boleh segan menindak sesuai hukum yang berlaku. Bagi yang terbukti melakukan eksploitasi apalagi kekerasan kepada anak dengan memaksa mereka mengemis, maka harus diberi tindakan tegas.
Memanag setelah sukses menggelar razia terhadap keberadaan preman yang kerap beraksi di atas angkutan umum di ibukota, rencananya Satpol PP DKI akan segera menertibkan para sindikat pengemis yang ada di ibukota. Yang menjadi target dalam operasi ini adalah, mereka yang menggunakan anak-anak di bawah umur dalam setiap aksinya. Selain mengganggu ketertiban umum, sindikat pengemis ini dianggap telah melakukan eksploitasi terhadap anak-anak lantaran mempekerjakan mereka sebagai pengemis.
Semoga kota Jakarta ini betul-betul bebas dari para preman, pengamen dan pengemis serta warga tidak khawatir lagi dalam menjalankan akivitasnya sehari-sehari mengunakan angkutan umum.