Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Tolak Penjajahan Amerika Serikat Atas Negeri Muslim

23 Maret 2010   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 250 0
(KompasianaBaru-Jakarta) Pekan-pekan lalu sejak bulan Januari hingga bulan Maret 2010 ini HTI (Hizbur Tahrir Indonesia) paling gentol meyuarakan sikap menolak kedatangan Presiden Barack Obama ke Indonesia.

Seperti kita ketahui bersama, walaupun persiapan untuk menyambut kedatangan presiden AS Obama ke Indonesia telah jauh-jauh hari dilakukan, sudah banyak diskusi dan seminar-seminar yang diadakan untuk membahas efek-efek dari untung ruginya kedatangan obama ke Indonesia, juga sudah ada beberapa buku yang di terbitkan menjelang kedatangan pulang kampungnya obama ke kota Jakarta.

Pada hari Jumat pagi , 20 Maret 2010, ada informasi bahwa Presiden Obama batal berkunjung ke Indonesia. Menlu RI menyatakan Pemerintah Indonesia mengerti sepenuhnya alasan dibalik penundaan rencana kunjungan Presiden AS, Barrack Obama ke Indonesia. Presiden Obama sebelumnya direncanakan akan berkunjung ke Indonesia pada tanggal 23-25 Maret 2010, namun dijadwalkan ulang menjadi bulan Juni 2010. Hal ini dikarenakan adanya  situasi Internal AS terkait dengan rencana Reformasi Program Kesehatan (healthcare program). Rencana kunjungan Presiden Obama ke Guam dan  Australia yang menjadi rangkaian kunjungan juga mengalami penundaan.

Menlu RI menambahkan penundaan kunjungan tersebut juga telah diantisipasi oleh Pemerintah Indonesia  bahkan sejak Gedung Putih menyampaikan perubahan awal rencana kunjungan dari tanggal 20 Maret 2010 dan tidak akan berpengaruh terhadap naskah perjanjian RI-AS yang telah disiapkan. “Semua persiapan telah kita dilakukan. Baik CPA (Comprehensive Partnership Agreement), perjanjian di bidang investasi maupun di bidang teknologi seluruhnya telah siap. Dokumen-dokumen tersebut akan ditandatangani pada tingkat Menteri. Namun, kita melihat momentumnya akan tepat apabila penandatanganan dilakukan pada saat kunjungan Presiden Obama ke Indonesia”, jelas Menlu.

Menlu menambahkan, penundaan kunjungan Presiden AS ini diharapkan akan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi persiapan kedua belah pihak.

Saat di hubungi via email kepada Ismail Yusanto, juru bicara HTI: pak ismail, saya mau tanya bagaimana komentar anda terkait batalnya obama ke Indonesia dan akan datang sekitar bulan juni nanti, apa akan demo lagi atau persiapan lainnya. Beliau mengatakan," Inti masalahnya adalah pada penjajahan yang dilakukan AS atas negeri-negeri muslim seperti Irak dan Afghanistan, termasuk juga atas Indonesia dalam bidang politik dan ekonomi. Bukan sekadar Obama datang atau tidak ke Indonesia. penjajahan AS atas politik dan ekonomi Indonesia juga tetap dilakukan meski misalnya Obama tidak jadi berkunjung sama sekali ke Indonesia. Apalagi hanya sekadar ditunda. Oleh karena itu, HTI akan terus menjelaskan kepada umat mengapa kita harus menolak Obama, dan lebih penting lagi mengapa kita harus menolak penjajahan yang dilakukan AS di negeri muslim termasuk Indonesia.

HTI juga berpendapat bahwa : Meskipun ditunda hingga Juni, rencana kehadiran Obama kemarin telah menunjukkan kepada kita bagaimana sikap lemah pemimpin negeri ini terhadap penjajah. Sikap yang membuat kita terus dijajah oleh negara bajingan seperti AS dan sekutunya. Padahal sangat jelas AS adalah muhariban fi’lan yang secara langsung menduduki , membunuh, menyiksa umat Islam dalam perang mereka di Irak, Pakistan dan Afghanistan. Amerika juga secara nyata telah mendukung entitas Zionis Israel yang menjajah dan membunuh kaum muslim di Palestina. Di Indonesia, AS menjadi pelaku perampokan kekayaan alam Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.

Namun, kita menyaksikan bagaimana pemimpin negeri ini menyambut sang pembantai umat Islam sebagai tamu terhormat. Bahkan menyatakan ada yang menyatakan umat Islam masih membutuhkan Amerika karena negara Adi Daya. Pernyataan yang menyakitkan , bagaima seorang muslim menyatakan bahwa umat Islam membutuhkan pembunuh umat Islam dan perampok kekayaan alam negeri Islam ?

Hal ini mencerminkan sikap pengecut , lemah, dan ketergantungan pemimpin negeri ini kepada musuh-musuh kita. Padahal Allah SWT dengan sangat tegas telah melarang kita menjadikan musuh-musuh Allah menjadi wali, penolong, pemimpin dan sahabat umat Islam. Bukankah Allah SWT telah berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. [TQS. Ali ‘Imran (3): 118]

Allah swt juga telah melarang kita untuk cendrung kepada orang –orang dzalim yang akan menghantarkan kita pada siksa api neraka. Bayangkan , cendrung kepada orang yang dzolim saja sudah dilarang oleh Allah SWT , apalagi kemudian bersahabat dan menjadikan mereka sebagai tamu terhormat. Firman Allah SWT :

Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.(QS al Huud : 113) .Dalam tafsir Jalalain dijelaskan cendrung kepada orang yang zalim itu berarti memiliki kecondongan hati kepada orang-orang yang dzolim dengan rasa cinta dan berbaik-baik dengan mereka atau ridho terhadap perbuatan mereka.

Sikap pengecut terutama para penguasa negeri Islam terhadap penjajah inilah yang membuat penjajahan terhadap umat Islam terus berlangsung. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari apa yang digambarkan oleh Rosulullah saw sebagai penyakit ‘ al wahn’ yang menjangkiti umat Islam , yakni penyakit cinta dunia dan takut mati. Inilah yang membuat Islam Islam jumlah banyak , tapi lemah, bagaikan buih dilautan.

Penyakit al wahn ini juga yang membuat seorang muslim kemudian menggadaikan idealismenya demi jabatannya dalam sistem kufur yang rapuh dan busuk. Menganggap menerima Obama tidak masalah. Padahal pemerintah AS yang sekarang ini dipimpin oleh Obama telah membunuh jutaan umat Islam di berbagai kawasan dunia. Sementara Rosulullah saw sendiri menegaskan tentang pentingnya nyawa seorang muslim. Sampai-sampai Rosulullah bersabda : Hancurnya bumi beserta isinya adalah lebih ringan bagi Allah dibanding dengan terbunuhnya seorang muslim.”

“al Wahn” ini pulalah yang telah membuat seorang muslim tidak merasa berdosa menerima Obama. Padahal Obama telah menjadi pembela setia Israel , bahkan berjanji untuk dengan segala cara memujudkan mimpi Israel. “Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” kata Obama dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60.

Satu hal yang kita lupakan kemuliaan kita bukanlah tergantung kepada orang-orang kafir , apalagi penjajah umat Islam. Di dalam Al Qur’an Allah SWT berfirman :

Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.(QS Faathir: 10) Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan tentang ayat ini : barang siapa yang menginginkan al ‘izzah ( kemuliaan, kedudukan, kemenangan) di dunia dan di akhirat , maka dia harus terikat dengan pada ketaatan kepada Allah SWT.Dikarenakan Allah-lah Penguasa di dunia dan di akhirat.

Sangat jelas kemuliaaan akan kita raih kalau kita bersandar kepada Allah SWT dengan mentaati perintah-Nya, dengan cara itu kita bisa lepas dari penjajahan. Penjajahan terjadi karena kita tidak taat kepada syariah-Nya. Kita terpecah belah, tidak bersatu padahal itu adalah perintah Allah SWT untuk bersatu dengan dasar aqidah Islam tanpa tanpa melihat bangsa, warna kulit, ras, atau geografinya.

Penjajahan ekonomi terjadi karena kita menggunakan prinsip-prinsip kapitalis seperti ribawi dalam perekonomian kita yang dengan keras dilarang Allah SWT. Mata uang kita rentan menghadapi goncangan, akibat kita masih menginduk kepada dollar. Padahal dengan dinar(emas) dan dirham (perak) – mata uang yang berdasarkan syariah- akan lebih menjamin stabilitas mata uang.

Demikian juga, eksploitasi terhadap kekayaan alam kita terjadi, karena kita melanggar syariat Islam yang mengatakan barang tambang yang jumlahnya melimpah adalah merupakan pemilikan umum (al milkiyah al ‘ammah) , merupakan milik rakyat yang tidak boleh diberikan kepada individu , apalagi swasta asing. Pemilikan umum harus dikelola oleh negara dengan baik dan hasilnya digunakan untuk kemashlahatan rakyat.

Kita juga masih dijajah karena kita masih tunduk pada penguasa-penguasa yang menjadi kaki tangan asing,yang dengan rela menjual negaranya , bahkan membiarkan rakyatnya terbunuh, untuk menyenangkan tuan-tuan besarnya merupakan penjajah kapitalis. Penguasa-penguasa antek seperti ini terpilih karena kita menggunakan sistem demokrasi yang menjadi alat penjajahan negara-negara Imprialis untuk mendudukkan agen-agen mereka.

Belum cukupkah kita mengalami kesulitan dan kehinaan dengan kehidupan kita sekarang ? Kehidupan yang tidak mendapat keberkahan Islam, tidak mendapat keberkahan hidup dibawah naungan Khilafah Islam yang menerapkan syariah Islam ? Atau kita tetap diam, sementara kita , anak dan cucu kita telah menjadi korban konspirasi yang makin meningkat melalui tangan-tangan kaum imperialis dan antek-antek mereka? Belum tibakah waktunya bagi kita untuk bergerak dan merubah realita buruk ini dengan jalan melengserkan para penguasa komprador dan menegakkan pemerintahan Khilafah?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun