[caption id="attachment_23018" align="alignright" width="298" caption="Bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok (KOMPAS/LUCKY PRANSISKA)"][/caption] Letaknya yang berfungsi sebagai penyangga kawasan hinterland bagian barat pulau Jawa, semuanya memberikan daya ungkit dan daya dorong yang kuat bagi terwujudnya Jakarta sebagai Internasional Hub Port. Ketersediaan prasarana pendukung sebagai Hub Port, memerlukan komitmen yang tinggi dan terintegrasi antara pemerintah pusat, pemda DKI jakarta dan semua stakeholders, serta adanya interkonektivitas city relationship antara kawasan pelabuhan, kawasan industri dan prasarana kota, terutama akses tol pelabuhan, angkutan rel dan prasarana pendukung lainnya, seperti cargo consolidation center (ccc) dan cargo distribution center untuk meningkatkan daya saing sebagai pelabuhan modern yang berwawasan lingkungan (eco port). Pengalaman beberapa kota pelabuhan di dunia seperti Rotterdam, Tokyo, Antwerpen, menunjukan adanya sinergi peran pemerntah daerah yang sangat besar dalam pengembangan dan pengelolaan pelabuhan. Sementara di negara kita, dalam berbagai peraturan perundang-undangan, sejauh ini masih menganut paradigma lama bahwa peran pemerintahdaerah masih sangat kecil dan terbatas hanya dalam kaitan dengan penataan ruang. Era baru pemberlakuaan Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran, di satu sisi telah memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam pembangunan dan pengelolaan pelabuhan. Namun dalam kenyataannya, peran pemerintah daerah dalam aspek otoritas pelabuhan masih berada di bawah bayang-bayang otoritas pemerintah pusat. Hal ini tidak senafas dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahaan daerah.Jakarta sebagai ibukota Negara Republik Indonesia merupakan tonggak barometer pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Saat ini ada upaya pemerintah pusat dan pemda DKI Jakarta dalam pembangunan ekonomi nasional, mengingat posisi Jakarta dan informasi dari dan ke Indonesia. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu gerbang utama ekspor impor dengan total volume angkutan barang sekitar 60 persen dari dan ke Indonesia. Bila kita lihat sejarah kota Jakarta sesunguhnya sejak awal dirancang sebagai "kota Pelabuhan". Pelabuhan Sunda Kelapa dalam perkembangannya merupakan pendorong utama pertumbuhan kota dan peradapan kota. Tak heran, kegagalan yang terjadi pada pengelolaan fungsi pelabuhan akan dirasakan dampaknya dalam perkembangan kota Jakarta, termasuk hubungan pengelolaan pelabuhan Tanjung Priok dan pertumbuhan kota Jakarta saat ini. Sampai awal abab 20, pelabuhan Tanjung Priok cukup dominan dalam memainkan peran di kawasan Asia dan memberi konstribusi yang berarti bagi perkembangan Kota jakarta. Namun dalam era berikutnya, sumbangan yang dirasakan oleh Kota Jakarta kurang memberikan daya dorong dan daya ungkit yang memadai bagi aktivitas perekonomian Kota Jakarta. Bahkan pelabuhan Tanjung Priok kurang berkembang di bandingkan aktivitas kepelabuhan di beberapa negara Asia, sehingga belakangan cenderung berfungsi sebagai feeder port. Pemda DKI jakarta harus tanggap untuk melihat peluang pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi National Hub Port cukup terbuka. Langkah ke arah itu tentu saja harus dijawab melalui penelitian ilmiah yang sistematis, penentuan grand design penataan tata ruang kelautan dan pengelolaan yang mengedepankan aspek profesionalisme. Secara realistis, dengan mempertimbangakan segala aspek, di harapkan pelabuhan tanjung priok dan pelabuhan khusus lainnya di Jakarta secara total dapat efektif menjadi simpul utama bagi lalu lintas kapal di perairan Indonesia. bila ini dapat ditata secara integrited, keunggulan regional (regional competitiveness) Jakarta akan terwujud dan tentu juga akan menjadi keunggulan kompetitif Indonesia secara keseluruhan. Potensi pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan alternatif, selain Selat malaka sangat strategis sebagai jalur lalu lintas perdagangan Asia-Eropa. Hal ini didukung oleh posisi Jakarta sebagai Ibukota Negara dan pusat kegiatan ekonomi dan bisnis akan semakin strategis dalam percaturan Internasional. Trafik kunjungan ulang alik kapal yang mengangkut manusia dan barang melalui pelabuhan tanjung priok dari tahun ke tahun menunjukan kecenderungan meningkat secara signifikan. Selain itu, fasilitas alur pelayaran yang potensial, fasilitas bongkar muat kendaraan (car terminal), terminal curah kering dan cair, area pendukung untuk pengembangan terminal peti kemas, semuanya telah tersedia saat ini. Prinsip-prinsip sustainability on shore environment menempatkan konsep eco port sebagai aspek mutlak yang harus diperhatikan dalam pengembangan Jakarta sebagai International Hub Port. Untuk gagasan reformasi kepelabuhan Indonesia menghadapi era globalisasi dan era otonomi daerah sejak beberapa tahun yang lalu. Apabila jakarta sebagai International hub Port benar-benar terwujud, pada gilirannya akan menciptakan nilai tambah secara simultannya akan menciptakan nilai tambah secara simultan dalam bentuk direct transhipment pengembangan bisnis kepelabuhanpada kawasan sekitar, pengembangan technological knowhow, optimalisasi, marketing dan pemanfaatan sumber daya manusia, serta efeknya pada pembentukan peran dan fungsi kota Jakarta sebagai service city bertaraf Internasional yang sejajar dengan kota-kota lain di dunia.
KEMBALI KE ARTIKEL