Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

KSSK dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

22 November 2014   03:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:10 458 2

Sistem keuangan yang tidak stabil? Penyebabnya apa saja? Apa dampaknya? Siapa saja yang terkait didalamnya? Beberapa pertanyaan yang langsung terlintas di benak saya saat menulis tentang stabilitas sistem keuangan.Berawal dari perkembangan teknologi yang memudahkan kita untuk bertukar informasi secara cepat, banyaknya media pertukaran informasi formal dan informal, dan rasa ingin tahu yang tinggi, teknologi telah membawa kita pada dunia internet yang menghilangkan batas waktu dan wilayah. Dengan perkembangan teknologi tersebut, sistem keuangan telah berevolusi berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi. Hal ini tentunya telah dibuktikan dengan semakin banyak inovasi pada produk keuangan yang beragam dan dinamis. Salah satu contoh yaitu dimulainya era perdagangan saham onlinedan real-time secara massive pada awal abad ke-21 dimana kita tidak menjumpainya pada awal tahun 1980an. Nah kaitannya apa dengan sistem keuangan? Dengan perkembangan teknologi tersebut, maka kecenderungan terintegrasinya perekonomian akan semakin meningkat karena dorongan globalisasi di sektor finansial semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya ekspansi perusahaan multinasional yang dengan beragam produknya telah menjangkau ke berbagai belahan benua sehingga mendorong terjadinya peningkatan arus ekspor dan impor antar negara. Terlebih lagi dengan mulai dibukanya pasar bebas seperti MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan pasar-pasar bebas lainnya. Dengan demikian sistem keuangan telah berkembang menjadi semakin kompleks dan saling terintegrasi dimana apabila terjadi krisis keuangan di suatu negara dapat dengan mudah menyebar ke negara lain dan dapat menyebabkan krisis keuangan global dalam waktu yang relatif singkat.

Bagaimana jika terjadi instabilitas sistem keuangan? Jika sistem keuangan tidak stabil, maka kegiatan ekonomi akan terhambat dan jika terjadi dalam jangka yang cukup lama maka akan mengakibatkan krisis keuangan yang tentunya menjadi momok yang menakutkan bagi setiap negara. Saya ambil contoh krisis tahun 1997 yang menerpa Asia Timur dan krisis tahun 2008 yang menerpa AS, Eropa, dan Asia. Pada krisis tahun 1997, krisis keuangan di Indonesia terjadi karena kurangnya transparansi besarnya jumlah utang luar negeri Indonesia dan turunnya kredibilitas pemerintah Indonesia. Pada saat itu, selain terjadi krisis ekonomi juga terjadi krisis keamanan dan politik yang tercermin dari banyaknya kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah dan mundurnya Soeharto dari kursi kepresidenan. Efek yang terjadi begitu dahsyat saat itu. Sedangkan krisis keuangan global tahun 2008 berawal dari inovasi produk keuangan berupa praktek sekurities dan credit default swap yang banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional di Eropa dan AS. Dengan maraknya praktek sekurities dan credit default swap tersebut ditambah denganketidakakuratan lembaga pemeringkat kredit serta pemberian kredit perumahan pada para debitur yang memiliki portfolio kredit buruk sehingga menyebabkan runtuhnya lembaga-lembaga keuangan internasional di AS dan Eropa. Di Indonesia, pasar saham mengalami guncangan yang cukup dahsyat sebagai respon para investor akan kekhawatiran melambatnya kinerja perusahaan dengan melakukan aksi jual saham secara besar-besaransehinggaterjadioutflowyangsangatsignifikan. Nah, apa saja efek utama yang langsung terasa pada masyarakat jika terjadi ketidakstabilan sistem keuangan? Berikut ulasannya:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun