Untuk membangun perdesaan seperti itu tentu harus dimulai dengan menyusun rancangannya terlebih dahulu dalam bentuk percontohan-percontohan. Percontohan yang dibuat akan menjadi model untuk dikembangkan lebih luas.
Model yang dibangun harus menunjukkan penggunaan inovasi pertanian yang menyediakan pilihan terbaik mengatasi permasalahan pertanian yang dihadapi petani di perdesaan. Fokus kegiatan berbasis pada isu sekitar peningkatan produksi, serta peningkatan nilai tambah ekonomi dari komoditas yang dikembangkan. Dengan demikian orientasinya tidak berhenti hanya di budidaya, akan tetapi harus sampai pada pasca panen dan pengolahan hasil. Permintaan pasar harus menjadi pertimbangan.
Dari sisi teknologi, sudah semestinya yang ditampilkan sebagai percontohan itu adalah teknologi yang sudah matang dalam arti siap digunakan dalam skala pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan dampak.
Inovasi teknologi maupun kelembagaan yang dikembangkan dalam percontohan harus bisa membantu petani menyelesaikan permasalahan baik dalam budi daya maupun pasca panen hingga pengolahan dan pemasaran hasil. Disamping itu tentunya teknologi itu harus bisa didaptasikan pada kondisi lingkungan sosial budaya, lingkungan, sosial ekonomi, biofisik dan memiliki dukungan ketersediaan tenaga kerja.
Target dari membangun perdesaan melalui inovasi pertanian ini tiada lain untuk mendukung visi pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian unggulan berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing eksport dan kesejahteraan petani.
Agar penyebaran informasi inovasi pertanian yang berisi muatan teknologi dan kelembagaan bisa menjangkau sasaran yang lebih luas, sudah selayaknya dilakukan secara simultan melalui penerapan spectrum diseminasi multi channel (SDMC).
Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya tugas kementerian pertanian belaka. Peran sektor lain di luar pertanian juga sangat menentukan. Oleh karena itu pihak-pihak lain di luar pertanian sudah selayaknya ikut berpartisipasi. Pihak BUMN, swasta, LSM, Pemerintah Daerah, Asosiasi Petani dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), antara lain merupakan pihak-pihak yang diharapkan memberikan kontribusi mensukseskan pembangunan pertanian. Sukses membangun pertanian, akan berarti sukses mensejahterakan penduduk Indonesia.