Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Hikmah Kematian

31 Desember 2014   18:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 266 1
Anak dari seorang rekan kami meninggal hari ini. Ia adalah anak satu-satunya curahan hati sang ibunda. Maka, kematiannya yang tiba-tiba akibat demam berdarah, kemungkin sudah sampai pendarahan dengue hemoragic fever, adalah sangat mengejutkan. Dalam kurang dari 3 hari masuk rumah sakit, dipindahkan ke ICU untuk kemudian meninggal. Sang bunda merasa bersalah karena tidak bisa mendeteksi dengan baik. Hal ini karena anaknya mengalami hambatan pertumbuhan mental sehingga memiliki kesulitan berkomunikasi meski sudah berusia 20 tahun. Saat berbincang usai pemakaman, ada satu kalimat duka yang terlontar, “Kini...untuk apa lagi saya berkerja (jika anak saya sudah tiada)?” Semua yang hadir pasti trenyuh. Dengan segala keterbatasan, anak itu kerap diajak sang bunda bekerja, bahkan hingga saat penugasan luar negeri seperti ke Cina. Sebelum tiba, ibunya akan memastikan lokasi ruangan kami kerja beserta denah jarak ruangan ke toilet, suhu setempat dan detail lain yang sekiranya akan membuat sang anak nyaman. Anda bisa bayangkan betapa sang ibu mencintai dan membanggakan anaknya ketika keluarga yang lain memilih menyembunyikan anak mereka dengan segala keterbatasannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun