31 Desember 2014 18:10Diperbarui: 17 Juni 2015 14:062661
Anak dari seorang rekan kami meninggal hari ini. Ia adalah anak satu-satunya curahan hati sang ibunda. Maka, kematiannya yang tiba-tiba akibat demam berdarah, kemungkin sudah sampai pendarahan dengue hemoragic fever, adalah sangat mengejutkan. Dalam kurang dari 3 hari masuk rumah sakit, dipindahkan ke ICU untuk kemudian meninggal. Sang bunda merasa bersalah karena tidak bisa mendeteksi dengan baik. Hal ini karena anaknya mengalami hambatan pertumbuhan mental sehingga memiliki kesulitan berkomunikasi meski sudah berusia 20 tahun. Saat berbincang usai pemakaman, ada satu kalimat duka yang terlontar, “Kini...untuk apa lagi saya berkerja (jika anak saya sudah tiada)?” Semua yang hadir pasti trenyuh. Dengan segala keterbatasan, anak itu kerap diajak sang bunda bekerja, bahkan hingga saat penugasan luar negeri seperti ke Cina. Sebelum tiba, ibunya akan memastikan lokasi ruangan kami kerja beserta denah jarak ruangan ke toilet, suhu setempat dan detail lain yang sekiranya akan membuat sang anak nyaman. Anda bisa bayangkan betapa sang ibu mencintai dan membanggakan anaknya ketika keluarga yang lain memilih menyembunyikan anak mereka dengan segala keterbatasannya.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.