Di tengah malam sunyi, saat bintang masih menguap di angkasa
Tuhan memanggilmu lembut, tak dengan suara,
Tapi lewat desir angin yang membelai jiwa lelahmu.
Dalam hening itu, ada panggilan yang tak terlihat,
Seperti bulan yang berbisik di balik awan kelabu,
Merayulah kepada-Nya, meski lidahmu kelu,
Keluh kesahmu, ibarat hujan yang sudah lama ditahan mendung.
Berceritalah, meski angin tak mendengar,
Karena Dia menampung setiap tetes ragu di lautan luas-Nya,
Mengurai setiap simpul duka yang menggelayut di hatimu,
Dan menggantinya dengan angin lembut solusi,
Yang tak kau duga, namun selalu tepat.
Tuhan tak pernah tidur, meski dunia terpejam,
Ia menunggu setiap cerita yang kau simpan dalam sunyi,
Menyusun jawab, merenda fajar di tengah malam hitam.