Di tengah arus modernisasi dan kemajuan teknologi, banyak orang tua yang berjuang untuk mendidik anak-anak mereka dengan baik. Seringkali, perhatian mereka teralihkan kepada faktor eksternal yang dianggap sebagai penghambat, seperti handphone, permainan digital, dan lingkungan pergaulan anak. Namun, apakah kita pernah menyadari bahwa musuh terbesar dalam pendidikan anak sebenarnya terletak di dalam diri kita sendiri? Sifat "malas" sering kali menjadi penghalang utama yang menghalangi orang tua untuk terlibat secara aktif dalam proses pendidikan. Ketidakmampuan untuk memberikan perhatian, mendengarkan, dan menjadi teladan yang baik justru memperlemah hubungan antara orang tua dan anak. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana "malas" dapat mempengaruhi pola asuh dan pendidikan anak, serta pentingnya peran aktif orang tua dalam membentuk karakter dan akhlak anak.
Banyak orang tua menyalahkan bahwa handphone, game, dan lingkungan pergaulan anak adalah musuh terbesar dalam mendidik anak. Namun, pada kenyataannya, musuh terbesar justru terletak pada diri orang tua sendiri, yaitu sebuah sifat yang disebut "malas." Malas untuk menyisihkan waktu, malas untuk mendengarkan, dan malas untuk terlibat dalam kehidupan sehari-hari anak. Ketika orang tua lebih memilih menghabiskan waktu dengan perangkat digital (Hp, Laptop dan TV) mereka daripada berinteraksi dengan anak, mereka secara tidak sadar membiarkan anak terjerumus dalam dunia yang penuh dengan pengaruh negatif.
KEMBALI KE ARTIKEL