"Alllaaaahhhuuuuuu Akkkkbbaaaarrrrrr....."
"AAAAlllaaaahhhuuuuuu Akkkkbbaaaarrrrrr....."
"Alllaahhhuuu Akkkkbbaaarrrrrr....."
Nama besar itu terdengar beberapa kali sampai ke segala penjuru, kumandangan suara yang seharusnya ditempatkan pada mimbar tertinggi namun ternyata hanya ditempatkan sebagai jilatan-jilatan lidah untuk mengatasnamakan sesuatu yang nyatanya tidak ada dalam kitab dan mushaf apapun. Sorban dan ikat kepala hijau serta beberapa bendera ikut menghantarkan angin yang berhembus kencang untuk menemani para gerombolan manusia yang sudah haus akan darah, haus akan kepentingan dan kebenaran yang semuanya absurd, hampa dan kosong.
"cepaaatttt, bawa kesana....." teriak seorang pemuda
"lariiiiiiiiiiiiiiiiiiii..........." tiba-tiba suara teriakan memenuhi seluruh penjuru lapangan
Orang-orang lari tunggang langgang menghindari sabetan dan pukulan dari sebuah benda tajam dan tumpul, batu-batu berterbangan melintasi semua angkasa yang ditutupi oleh hawa nafsu berdarah. Pemuda yang ikut berlarian jatuh tersungkur karena menghindari amarah setan yang sedang bergelimangan, pemuda itu lalu tertangkap dan dengan sigap beberapa manusia berkedok setan langsung menghakimi pemuda itu memukulnya, menendangnya, menghakiminya dengan batu, dengan balok. Darah segar mengalir dari seluruh tubuh pemuda itu, dengan di arak-arak oleh segerombolan orang pemuda itu dihadapkan oleh sang pemimpin gerakan.
"Kaaaafffiiirrrrrrr kamuuuuuuu......" teriak sang pemimpin
"bakar,,,,,,bunuh saja,,,,," teriakan para pengikutnya
Dengan santainya si pemimpin menghajar wajah sang pemuda dengan tongkat yang dipegangnya.
"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr......." teriak sang pemimpin
"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr......." disambut gelegar pengikut-pengikut setianya
Wajah bersimbah darah dengan tangan terikat segera memanjatkan do'a kepada sang penciptanya, ia tahu sebentar lagi ajal akan segera menghempaskan tubuhnya dari dunia yang fana ini. Tanpa sungkan tusukan serta sabetan dari sebilah pedang segera menghentikan nafas pemuda itu, tidak ada tangisan, tidak ada penyesalan, tidak ada keharuan, yang ada hanyalah tawa puas dan teriakan-teriakan mengatasnamakan yang suci.
"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr......." teriak lagi sang pemimpin sambil menyarungkan pedangnya.
***
4 bulan kemudian...
"setelah memperhatikan dan mempertimbangkan penyelidikan yang telah dilakukan, maka dengan ini terdakawa bebas secara bersyarat...."
"toookkk....tttoookkkkk.....ttoookkkkkk...." ketukan palu dimeja hijau telah menutup semua perkara
"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr......." ucapan itu kembali diperdendangkan saat dirinya dinyatakan bebas
Sang pemimpin segera berdiri dari kursi terdakwanya dan menghadap kepenjuru ruangan sidang dengan melambaikan tangan, sesegera semua pengikutnya ikut mengucapkan lafalz-lafalz yang seharusnya bukan untuk kemenangan munafik, kemenangan yang dinodai. Setelah menyalami jaksa penuntut umum dan pengacaranya ia lalu menghadap ke hakim dan berucap terima kasih dengan menyalaminya.
"terima kasih pak hakim atas vonis bebasnya..." ucap sang pemimpin
"bapak mungkin bebas di dunia ini tapi tidak akan bebas di akhirat nanti,,,," celetuk sang hakim sambil terus menggenggam tangannya
"maksud pak hakim?????"
"pemuda yang bapak telah ambil nyawanya itu adalah anak saya..." ucap sang hakim
"dddoooooorrrrr......dddoooorrrrr.....dddooooorrrrrr"
Letusan senjata tepat dikepala sang pemimpin segera menghamburkan seluruh isi dari batok kepala yang angkuh itu, tidak ada pengampunan dan tidak ada pembelaan.
"Allllaaaahuuuuu......Akbbbaaarrrrr.......ini untuk kamu anak ku" ucap sang hakim
~r4,20110209 *untuk Temanggung dan Banten*~