Berbicara Sejarah adalah berbicara kefanaan. Sejarah selalu barubah seiring waktu yang terus bergulir dalam ketidakabadian. Perubahan menempatkan sejarah selalu bergelut dengan masa lalu (past). Kita (manusia) pemeran utama sejarah sadar akan kefanaan tersebut, namun disisi lain tetap gandrung pada keabadian/kesejatian. Karena kegandruangan akan kesejatian itu, manusia menghadirkan romantisme lewat simbol-simbol yang mewakili sejarah tersebut untuk mengabadikan moment yang telah terjadi (past).