Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Fatin, Fatinistic, and Their Haters

1 Juli 2013   12:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:10 1035 4
Beberapa bulan ini, setiap kali membuka kanal hiburan Kompasiana, pasti ada cerita/artikel mengenai Fatin Shidqia Lubis, pemenang X Factor Indonesia season I. Dan isinya, bisa ditebak. Jika yang menulis adalah Fatinistic alias fans fanatik Fatin, pasti penuh pujian, pujaan setinggi langit, pembelaan, pembenaran, dan entah apalagi mengenai Fatin yang mereka anggap sebagai idola yang tidak bisa dikalahkan ataupun disalahkan. Jika yang menulis adalah orang yang tidak suka Fatin, atau istilah para Fatinistic 'Haters', isinya pasti kebalikan dari apa yang dituliskan oleh Fatinistic, yaitu kritikan (entah membangun entah tidak), cercaan, celaan, bahkan mungkin hinaan, pokoknya isinya hal-hal yang bertentangan dengan Fatin dan/atau Fatinistic. Dan jika artikel semacam ini muncul, pasti akan terjadi saling serang, baik itu di lapak Fatinistic ataupun di lapak yang disebut Haters ini. Bisa dibilang, aku sendiri sampai heran, takjub, karena jika membaca komentar, segala macam kalimat kasar, tidak sopan, hinaan, cacian, cercaan, dan entah apa lagi, bisa tertuang di sana. Entah apakah akan ada kebun binatang nanti di sana. Dan aku hanya geleng-geleng kepala...

Aku mengikuti X Factor Indonesia? Bisa dibilang gitu... Aku nonton mulai dari audisi hingga Grand Final. Tapi aku jarang nonton sampe rampung, karena aku biasanya nonton sambil nyetrika. Kalo baju yang disetrika udah abis, biasanya aku langsung bobo. Apa aku punya jagoan di XFI? Em... mungkin... tapi nggak sampe kirim SMS dukungan. Cuma sekedar suka aja. Jagoanku Agus, Shena dan Nu Dimension. Tapi berhubung aku nggak kirim SMS, mereka tereliminasi atau nggak lolos, aku juga nggak kecewa. Ya, cuma nggak nonton mereka aja minggu berikutnya. Apakah aku kemudian nggak nonton XFI setelah mereka tereliminasi? Nggak juga, aku tetep nonton... Lha wong aku nggak punya pilihan lain. Secara stasiun TV yang bisa mampir di TV ku cuma 5/6 aja... RCTI, Indosiar, SCTV, MNCTV, AnTV, TVRI (kadang ada, kadang nggak), udah cuma itu. Berhubung aku bukan penggemar sinetron, jadi otomatis tiap Jumat malem, nonton XFI. Sebelum ada XFI? Biasanya aku nonton Drakor. Kenapa aku pilih nonton XFI dibanding Drakor? Buat variasi aja... Bosen dong, nonton drakor mulu.

Jelas aku bukan Fatinistic. Aku nonton Fatin aja sambil lalu, artinya, aku cuma dengerin, nggak terlalu memperhatikan detail penampilannya. Ya, kadang-kadang ngintip sedikit. Tapi semua performer juga aku gituin, nggak sampe aku bengong-bengong sangat memperhatikan detailnya. Karena kalo musik, aku biasanya lebih suka dengerin daripada nonton, lebih menikmati mendengarkan daripada nonton. Well, kecuali TVXQ, boyband Korea yang masih bikin aku drooling sampe sekarang walau anak udah 2... haish, ngelantur... Back to Fatin, ketika pertama kali aku denger Fatin nyanyi "Grenade" aku merasa bahwa anak ini suatu saat pasti akan jadi sesuatu (bukan gaya Syahrini, lho). Cuma, aku mungkin nggak memprediksi bahwa Fatin akan menjadi juara XFI. Baru ketika masuk gala, aku mulai merasa bahwa dukungan ke Fatin sepertinya sangat banyak. Indikasinya adalah walaupun Fatin tampil kurang maksimal, mulai dari pemilihan lagu yang kurang pas, suara yang kurang maksimal, walaupun semua bilang bahwa lagu2 yang dinyanyikan jadi rasa "Fatin", nggak mempengaruhi posisi Fatin dan dia tetep melaju ke babak selanjutnya. Padahal mungkin kontestan lain lebih bagus penampilannya. Dan puncaknya adalah ketika Fatin melaju ke Grand Final bareng Novita Dewi, menyisihkan Nu Dimension di peringkat tiga (rada sedih, but hey, I got nothing to lose).

Trus, apakah aku merasa nggak rela jagoanku nggak ada yang menang? Jawabannya, nggak... aku nggak kecewa sama sekali. Sekali lagi aku bilang, aku memang menjagokan mereka, tapi aku nggak mendukung secara finansial, artinya aku nggak sms, satu pun nggak ada yang aku sms. Jadi kalo aku kecewa, nggak pada tempatnya, dong... Buat aku siapa pun yang menjadi pemenang XFI, dia adalah yang dipilih oleh para sms-er. Suka nggak suka, kenyataan yang terjadi seperti itu. Jadi kalau ada beberapa orang yang beranggapan aku nggak terima Novita Dewi kalah oleh Fatin, salah besar... Mau Fatin yang menang, mau Novita Dewi yang menang, mau Nu Dimension yang menang, aku tetap mendukung TVXQ! Always Keep the Faith! (nglantur lagi...). Kasarnya aku bodo amat, siapa yang menang XFI, toh nggak memberikan pengaruh buat hidupku. Nggak bikin aku tambah kaya, nggak bikin aku tambah miskin, nggak bikin aku tambah seneng, nggak bikin aku tambah stress. Sama aja....

Oke... sekarang kembali ke judul. Kemenangan Fatin nampaknya cukup mengagetkan banyak pihak, secara yang menjadi lawannya adalah seseorang dengan jam terbang perform yang lumayan tinggi. Dia pun sudah pernah masuk dapur rekaman, bahkan mengikuti kontes sampe luar negeri. Tapi kenyataan berkata lain, Fatin lah yang menang dan bukan Novita Dewi. Dukungan fans Fatin yang disebut Fatinistic ternyata lebih mengungguli fans Novita Dewi, Dewinners. Dan jadilah Fatin juara XFI... Kemenangan Fatin ini membuat euforia bagi para pendukungnya. Berbondong-bondong mereka mendaftarkan diri mereka di Twitter, demi bisa mengikuti perkembangan berita idola mereka. Mungkin sudah mulai dari sebelum-sebelumnya. Masih ada lagi yang berombongan mendaftar di Kompasiana, kemudian menuliskan kekaguman mereka terhadap Fatin, bahkan aku bisa bilang makin lama tulisan mereka semakin memuja Fatin, kalo nggak mau dibilang mendewakan. Beberapa orang mungkin merasa bahwa Fatin tidak layak menang, bahwa Fatin itu bukan apa-apa, Fatin menang karena simpati orang, Fatin menang karena ia pake jilbab. (Kalo yang ditanya aku, aku bilang, "So what? Memangnya kenapa kalo dia pake jilbab? Anggep aja itu style dia... sama aja kaya band Radja yang demen pake kacamata item, sama aja kaya Five Minutes (dulu) yang suka pake sarung... Yang ini pake jilbab...) Buat aku, apapun alasan sms-ers pilih Fatin, Fatin udah menang.

Pendapat beberapa orang yang tidak sama dengan Fatinistic inilah yang kemudian oleh Fatinistic disebut dengan Hater... Ketika muncul tulisan yang tidak sesuai dengan pendapat Fatinistic, langsung aja diserbu abis-abisan. Nggak peduli tulisannya hanya berupa kritik kecil, atau kritik besar (yang dianggap sebagai hinaan terhadap Fatin) pokoknya langsung aja diserbu dan diberikan komen yang luar biasa... ada yang cuman nyindir, ada yang kasar, sampe ada yang mencerca, mencela, menghina.... astagaaaa... Dari bahasa biasa yang mengatakan bahwa si penulis menulis tidak sesuai fakta, tidak memiliki data yang akurat, pendukung kontestan lain yang kalah, hingga ucapan-ucapan yang menurut aku sebenarnya tidak layak masuk ke ruang publik, menghina, menggoblok-goblokan orang.

Sedih? Ya.... aku sedih. Miris sekali rasanya... Aku pikir orang-orang yang mendaftar di Kompasiana, memposting tulisan mereka, memberikan komentar adalah orang-orang yang berpendidikan, paling nggak sempat mendapatkan pendidikan. Tapi tulisan yang ada di komentar, mencerminkan bahwa rasanya para komentator ini bukan orang yang berpendidikan. Bahasa yang digunakan kasar, tidak memiliki tata krama, sampai aku pernah berpikir apakah mereka tidak diberikan pendidikan budi pekerti oleh orang tua nya? Dimana ajaran mengenai menghormati dan menghargai orang lain, meskipun berbeda pendapat dengan kita? Tiidak sependapat, haruskah dibenci? Tidak seide, haruskah dimusuhi? Sebegitu sempitkah pikiran Fatinistic? Ya, Fatinistic... Karena selama ini komentar yang aku baca, yang menggunakan kata-kata kasar, adalah komentar para Fatinistic. Dan sekarang, bukan hanya hater dari Fatin yang muncul, tapi hater dari Fatinistic juga muncul, terutama di Kompasiana tercinta ini.

Kemunculan hater dari Fatinistic ini sepertinya muncul begitu aja, atau mungkin sudah sejak lama?? Beberapa orang yang merasa bosan, eneg, muak, atau entah apa bahasa mereka, membaca banyaknya artikel mengenai Fatin, menceploskan artikel mengenai hal itu. Mereka menganggap bahwa tulisan dari Fatinistic itu lebay, berlebihan, mengangkat Fatin terlalu tinggi, kalau aku bilang, Fatinistic mungkin terlalu mendewakan Fatin. Membuat Fatin anti kritik, selalu benar, selalu dibenarkan, tidak bisa salah. Pada umumnya, beberapa orang ini bukan orang yang benci Fatin, mereka tidak mempermasalahkan eksistensi Fatin di dunia entertainment, mereka hanya tidak suka pada fans Fatin yang disebut Fatinistic itu. Merekalah yang kemudian di cap sebagai Hater nya Fatinistic. Hehehe... sebenernya baru kali ini aku mendapatkan kenyataan sebuah fansclub memiliki Hater... Kalo Hater dari idola, aku sudah sering tau. Di Korea Selatan banyak banget yang seperti itu. Bahkan mereka memiliki forum/wadah sendiri khusus untuk anti-fans. Dan para anti-fans ini kadang nggak hanya menjelek-jelekkan melalui socmed seperti yang ada di sini, mereka bisa bertindak lebih jauh daripada itu.

Aku cuma berharap melalui tulisan ini... Berbeda pendapat itu hal yang wajar... Tidak ada yang salah pada sebuah pendapat. Aku inget ajaran guruku waktu SMA dulu. Semua pendapat itu benar, hanya saja ada yang pendapatnya tidak sama dengan pendapat kita. Asal memiliki dasar yang kuat, setiap orang berhak untuk mengungkapkan pendapatnya. Dalam hal ini, jika ada seseorang yang tidak suka Fatin, kemudian menulis di sini, yang merasa sebagai Fatinistic, jangan langsung panas dan membalas dengan memberikan komentar. Biarkan saja... Jika tulisannya layak diterima atau dipikirkan, dijadikan masukan untuk lebih baik. Jika tidak, ya sudah, biarkan saja... Demikian juga dengan Hater, jika memang ada tulisan yang memuja Fatin, biarkan saja... Apapun bentuk tulisan itu... Kalaupun mau memberikan komentar, berikan komentar yang halus, yang baik. Jangan menggunakan kata-kata yang kasar, karena itu menunjukkan diri anda yang sebenarnya.. Kalau ada yang sirik, iri, benci dengan Fatin, biarkan itu menjadi dosanya. Jangan menjadi ikut berdosa dengan memberikan kata-kata yang tidak berpendidikan... Idola anda boleh masih muda, masih 16 tahun, tapi tunjukkan bahwa fans nya bisa bertindak dewasa, nggak kekanak-kanakan seperti sekarang ini.

Aku bukan orang yang sempurna. Kadang aku memang bosan dengan segala macam cerita yang dibawa Fatinistic ke media ini, tapi itu nggak lantas menghentikan aku untuk terus membuka kanal ini. Jika aku memang nggak ingin baca mengenai Fatin, ya aku nggak akan buka artikel tentang Fatin. Aku menganggap aku sendiri adalah orang yang netral. Aku nggak benci Fatin, juga nggak suka Fatin. Tapi kalau dengan adanya artikel ini, aku dianggap Hater, terserah, itu hak anda. Aku hanya menyampaikan apa yang aku ingin sampaikan...

Salam,

Dee si Tukang Komentar

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun