Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Pole Dance di TV Indonesia

18 Desember 2012   09:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:26 470 0
Dear pembaca yang mungkin juga pemirsa televisi,

Apakah kalian memperhatikan trend baru yang dibawakan televisi akhir-akir ini? Kalo kalian sedikit kritis dan jeli, beberapa stasiun televisi (yang sudah pasti TransTV dan Trans7) tengah mempromosikan Pole Dancing menjadi sesuatu yang awam dan wajar bagi orang indonesia. Budaya timur, budaya indonesia sebenarnya merupakan budaya yang sopan, namun akhir-akhir ini sudah diracuni pelan-pelan dengan memasukkan budaya yang barat yang aneh dan tidak cocok di Indonesia.

Ya, sebagai contohnya pole dancing, pertama kali saya lihat pole dancing secara buka-bukaan ditrendkan di televisi yaitu di acara Indonesia Mencari Bakat (IMB). Pertama kali saya lihat, saya heran, "Waw, beneran nih, kayak gini ditampilkan di TV?"

kalau anda tidak tahu, acara IMB merupakan acara untuk semua umur yang ditayangkan di prime time yaitu sekita pukul 8 malam, sehingga semua orang termasuk anak-anak bisa menikmati tayangan tersebut.

Awalnya saya pikir, 'oh yasudah, mungkin ini dianggap bakat, karena memang sulit melakukannya'. Tapi saya kaget (lagi) ketika melihat pole dancing kembali ditayangkan di acara Hitam Putih dengan host Deddy Corbuzier.

"Oh my..." dalam hati saya nyebut.

Bagi yang tidak nonton, penari pole dancing di acara hitam putih hanya memakai pakaian seadanya. Bahkan saya tidak tega menyebut kain yang membalut (sebagian kecil) pahanya disebut rok. Saya perlu mencari definisi rok di kamus, 'seberapa panjang rok seharusnya', 'berapa sebenarnya beda panjangnya rok dengan celana dalam'. Ketika penari pole dancing beraksi, dia berputar-putar hingga beberapa kali melakukan teknik kaki mengangkang dengan posisi di atas, kepala di bawah. Otomatis rok jadi-jadian itu melorot, dan meninggalkan tampilan celana dalam yang memang sebenarnya sudah tanpak dari tadi, menjadi semakin jelas.

"Allah Maha mengampuni hambaNya" nyebut saya lagi.

Dan akhirnya, saya berkontemplasi. Apa sebenarnya mau para petinggi televisi? Rating? Tapi dari awal tidak ada yang meminta pole dancing ditayangkan, jadi rating belum tentu bisa tinggi karena bisa jadi tidak sesuai keinginan pemirsa. Kemudian saya berpikir, sepertinya ada proses pewajaran budaya yang sedang dijalankan oleh para televisi. Seperti ukuran rok. Dulu seberapa panjang sih rok itu? pelan-pelan oleh televisi standar ukuran rok pun diturunkan (atau dinaikkan?). Akhirnya tanpa sadar pemirsa pun menjadi terbiasa dan memaklumi rok dengan ukuran semini itu. Nah... sekarang wacana televisi mungkin sedang menurunkan standar bugil orang indonesia.

Akhir kata, sadarlah wahai kawan, sadarlah pemirsa televisi indonesia. Kritis lah.

Saran saya, jangan biarkan anak anda menonton televisi. Sama sekali. Bagi yang punya anak masih kecil, biasakan mereka untuk tidak menonton televisi. Trus darimana bisa dapat informasi dan hiburan? Dari internet, koran, buku, dan banyak lagi.

Penekanan saya, di masa ini, hampir seluruh acara televisi tidak mendidik. Hampir seluruhna. Bahkan 'acara berita'nya juga. Kalau anda jeli, berita televisi juga tidak objektif. Media bisa menipu kawan. Mungkin nanti ada kolom khusus membahas ini. Namun, ingatlah sekali lagi, kritislah dengan televisi kita bersama.

(ditulis juga di http://qoribjournal.blogspot.com/2012/12/pole-dance-di-tv-indonesia.html)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun