Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

TKI, Mengapa Tidak?

11 April 2010   09:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:51 388 0
[caption id="attachment_115961" align="alignleft" width="199" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption] Banyak orang akan mencibir mendengar kata TKI. Kesannya seorang TKI seperti sesuatu yang rendah dan memalukan. Benarkah begitu? Mungkin pada awalnya benar, karena mereka yang berjuang sebagai pekerja asing di luar negeri sering berasal dari kalangan berpendidikan menengah kebawah, bahkan berbahasa inggris-pun sangat susah. Mereka berangkat keluar negeri hanya bermodal nekad, yang penting bisa keluar negeri, bekerja dan mendapat gaji yang banyak. Memang iming-iming gaji besar menjadi daya tarik sebagian besar mereka yang ingin menjadi TKI, namun sayang kurang disertai ketrampilan yang memadai, sehingga malah hanya kesengsaraan saja yang mereka dapatkan. Bayangkan jika boss anda meminta diambilkan pensil, kemudian anda sebagai yang dimintai tolong kembali membawa sandal ke boss-nya, tentu boss akan marah-marah jika saat itu dalam situasi yg genting atau mendesak. Nah problem komunikasi ini banyak sekali dijumpai dan menjadi kendala yang menyulitkan bagi para TKI. Bagi seorang TKI, pengusaan bahasa adalah mutlak jika tidak ingin mendapat kesulitan nantinya. Jalan panjang menjadi TKI bahkan seringkali harus mengorbankan harta benda, kadang tidak sebanding dengan apa yang bisa didapat sekembalinya dari luarnegeri. Banyak sekali rintangan dan hambatan yang harus dilalui. Dari mulai perekrutan, sampai penempatan di luar negeri, kemudian masih berlajut lagi dengan pemalakan2 oleh oknum-oknum saat kembali nanti dari luarnegeri. Dahulu bahkan seorang TKI merasa takut pulang ke negeri sendiri dan lebih senang berlama-lama dinegeri orang, karena sudah membayangkan bagaimana nanti perlakuan orang2 yang dijumpainya saat tiba di bandara dengan aturan2 yang tidak semestinya serta pemalakan2 lain sebelum sampai di rumah. Itu sebagian dari beberapa pengalaman menjadi TKI yang bekerja di level2 menengah kebawah atau yang kurang memiliki keahlian seperti pembantu rumah tangga atau pekerja bukan ahli lainnya. Namun, merekalah sebenarnya para penyumbang devisa yang besar dan kiriman uangnya banyak memajukan daerah asalnya. Nah jika anda ingin menjadi TKI, sebaiknya sebisa mungkin untuk masuk ke level yang lebih tinggi dari itu. Tentu dibutuhkan ketrampilan dan pendidikan yang memadai, namun yang terpenting adalah penguasaan bahasa, terutama bahasa inggris. Saat ini banyak sekali.......sekali lagi... banyak sekali lowongan yang tersedia diluar negeri, terutama Timur Tengah atau Asia Timur. Hampir tersedia di semua bidang. Bagaimana caranya? Jika anda lulusan S-1 dan menguasai bahasa inggris aktif, maka itu sudah cukup, apalagi jika anda memiliki pengalaman kerja maka akan menjadi nilai plus. Banyak agen tenaga kerja di Jakarta yang dapat merekrut anda, atau anda dapat mencarinya langsung melalui searching website. Kembali ketopik mengapa menjadi TKI? Kita tahu betapa susahnya mendapatkan pekerjaan yang layak di negeri kita, meskipun anda telah memiliki sarat-sarat yang dibutuhkan. Bukan salah siapa2, tapi memang karena antara yang membutuhkan dan yang dibutuhkan tidak seimbang. Sehingga kadang anda tidak memiliki daya tawar yang tinggi. Malah kebanyakan hanya asal bisa kerja. Sebagai perbandingan jika anda bekerja di perminyakan di Timur Tengah, maka anda akan mendapatkan penghasilan beberapa kali lebih besar pada posisi yang sama jika anda bekerja pada perusahaan sejenis di dalam negeri, plus keuntungan2 lain yang tidak didapat di dalam negeri. Nah, jika banyak profesional kita mau menjadi TKI (daripada nganggur didalam negeri), maka image TKI akan dengan sendirinya berubah menjadi lebih baik. Orang akan menghargai TKI, dan perlakuan kepada TKI juga tidak semena-mena lagi. Itu sudah bisa dilihat saat sesama TKI namun beda level sama-sama sedang menghadap petugas imigrasi di pintu masuk/keluar bandara kita. Perlakuan petugas terhadap kedua TKI itu bisa berbeda, begitu juga setelah keluar pintu pemeriksaan imigrasi. Saat keluar dari pintu imigrasi para TKI sudah diarahkan untuk menuju kesuatu tempat khusus untuk TKI, selanjutnya, disana bisa terjadi macam-macam. Sebenarnya bisa saja tidak harus melalui pintu khusus TKI dan keluar bandara melalui jalan yang sama seperti penumpang pesawat yang lain, dan itu juga yg dilakukan TKI profesional, maka mereka justru merasa "aman" dan bebas dari kemungkinan "dipermainkan" oleh oknum-oknum. Itu sekelumit pengalaman seorang TKI, nah jika anda tertarik jadi TKI sebaiknya jadilah TKI yang profesianal, diharapkan hasilnya dapat untuk menyumbang devisa negeri kita dan bisa dimanfaatka oleh negara untuk menciptakan lapangan kerja bagi mereka pekerja yang belum profesional. Bisakah?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun