Faktanya, industri sel surya di Indonesia masih terbatas pada pabrik panel surya yang menggunakan bahan baku impor dengan harga yang tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2018 menunjukkan bahwa impor bahan baku serta harga panel surya meningkat hingga 78% dan 29,11% dari tahun sebelumnya. Padahal Indonesia memiliki sumber daya yang mampu mendukung pengembangan sel surya secara mandiri. Salah satu material anorganik yang penting dalam pembuatan sel surya adalah TiO2. Dengan memanfaatkan sumber daya pasir besi, Indonesia dapat mengurangi impor bahan baku sel surya. Pasir besi mengandung unsur kimia tinggi seperti Besi (Fe) dan Titanium (Ti), yang sangat sesuai untuk fabrikasi TiO2.
KEMBALI KE ARTIKEL