Fenomena serupa juga terjadi di belahan benua yang lain.
The New York Times (9 April 2015), menuturkan kisah keluarga Syafii. Saat sedang berlibur ke Kairo, Mesir, pada musim panas 2014, tiba-tiba saja putera kesayangan Syafii menghilang dan hanya meninggalkan pesan teks bahwa “saya pergi untuk melindungi umat Islam”. Melalui campur tangan aparat kemanan, sang putera ditemukan di perbatasan Turki, yang biasa digunakan oleh militan asing untuk masuk dan bergabung dengan kelompok teroris di Suriah. Ia pun segera dipulangkan ke Amerika Serikat, namun pada tahun 2015 kembali mencoba berangkat ke Suriah, walaupun akhirnya tertangkap di bandara. Kekhawatiran adanya potensi radikalisasi dan melakukan aksi terorisme, akhirnya pemuda ini dijebloskan ke penjara.
KEMBALI KE ARTIKEL