Bicara soal tulis-menulis, kadang saya teringat pada almarhum ayah saya. Waktu masih kecil dulu, saya sering menemani ayah ke kantor pos untuk mengirim naskah tulisan. Beberapa kali tulisan beliau dimuat di surat kabar dan majalah, tapi ada juga yang ‘dikembalikan’ ke si penulis. Biasanya, ia memasukkan 2 atau 3 buah perangko ekstra ke dalam amplop (antisipasi jika tulisan ditolak). Bisa dinilai sendiri betapa repotnya era dulu, dimana internet belum populer seperti saat ini. Hadirnya Kompasiana patut disyukuri sebagai lahirnya jendela informasi yang senantiasa aktual, inspiratif, menarik dan bermanfaat.
KEMBALI KE ARTIKEL