Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Analisis Pendidikan Formal di Masa Pandemi Covid-19 dengan Teori Bourdieu

22 Mei 2022   13:40 Diperbarui: 22 Mei 2022   13:49 273 1

Pendahuluan

Dua tahun sudah Pandemi Covid-19 melanda seluruh negara diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Selama dua tahun ini pula kegiatan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau belajar dari rumah dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada saat ini. Kegiatan pembelajaran pendidikan formal mengalami perubahan yang sangat drastis dan dampaknya sangat dirasakan bagi pengajar maupun pelajar. Selama dua tahun ini juga, mereka beradaptasi dengan pembelajaran yang dilakukan secara tidak tatap muka dan terbatasnya akses untuk belajar. Meskipun teknologi dan platform edukasi sudah semakin banyak dan berkembang, namun sebagian orang tidak bisa memanfaatkan dan memaksimalkan platform-platform yang ada karena terbatasnya perekonomian keluarga dan juga pemahaman mengenai teknologi. Selain itu masih banyak pelajar yang merasa seperti tidak mendapatkan atau tidak memiliki ilmu pengetahuan yang jelas seperti yang diajarkan oleh guru secara tatap muka. Bahkan untuk sebagian pelajar sekarang sering kali menyepelekan kegiatan pembelajaran online, seperti saat kelas di mulai mereka terlambat untuk bergabung dalam zoom meeting atau google meet, dan ada juga yang hanya bergabung lalu ditinggal tidur. Namun tidak sedikit pula dari pelajar yang memanfaatkan kesempatan pembelajaran jarak jauh ini untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya ataupun belajar untuk memiliki kemampuan yang belum dimilikinya. Oleh karena itu, Pandemi Covid-19 ini memberikan tantangan dan peluang tersendiri bagi pengajar maupun pelajar.


Isi

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan berpengaruh dalam pembangunan suatu bangsa dan berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan menjadi penerus generasi bangsa. Dalam pendidikan terdapat suatu kegiatan atau interaksi antara pengajar dengan pelajar atau yang biasa disebut dengan kegiatan pembelajaran. Sejak adanya Pandemi Covid-19, kegiatan pembelajaran mengalami perubahan yang sangat signifikan, karena baik pelajar maupun pengajar tidak bisa berinteraksi secara langsung dan hanya bisa berinteraksi dengan menggunakan kecanggihan-kecanggihan teknologi yang ada. Meskipun kegiatan pembelajaran secara jarak jauh ini sudah berlangsung selama dua tahun, namun masih banyak pelajar yang merasa kesulitan untuk belajar.

Di masa Pandemi ini pemerintah terus menerus berupaya mengembangkan kurikulum untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran yang sesuai di masa pandemi, yaitu dengan meluncurkan Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada minat dan bakat. Peluncuran Kurikulum Merdeka Belajar ini juga diimbangi dengan peluncuran platform Merdeka Mengajar sebagai pendukungnya. Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat diunduh terlebih dahulu oleh gadget yang terhubung dengan internet.

Menurut Pierre Boudieu, seseorang (pelajar) yang ekonominya memadai memiliki kemudahan untuk membeli dan memiliki kebutuhan belajar serta fasilitas yang lengkap, seperti laptop, gadgetm dan internet (Sari & Siswanto, 2021:94). Bagi mereka yang memiliki perekonomian yang bagus dapat tetap melaksanakan pembelajaran secara online di masa pandemi ini dengan baik dan juga tidak menjadi hambatan atau tantangan bagi mereka untuk mengakses platform edukasi yang ada. Hal ini dapat memberikan ruang bagi para agen dengan modal yang berbeda-beda untuk bertarung memperjuangan posisi, pengaruh, prestis, dan kedudukan dalam dunia pendidikan (Rakhmat, 2021:145).

Pendidikan formal yang dilaksanakan secara online atau belajar dari rumah, memberikan tantangan tersendiri bagi pelajar maupun pengajar. Tantangan yang dihadapi ini baik secara teknis (permasalahan internet yang belum merasa) maupun non teknis (Suprapno, dkk, 2021:26). Tantangan yang dihadapi ini merupakan suatu permasalahan yang harus dihadapi dan harus segera diatasi agar tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Selama masa pandemi terjadi, kecanggihan teknologi pun semakin berkembang dan semakin canggih. Hal ini tentunya menjadi suatu tantangan bagi mereka yang gagap teknologi. Dalam penelitian Euis, Mukaromah (2020) yang berjudul "Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Meningkatkan Gairah Belajar Siswa" menjelaskan bahwa, keterbatasan kemampuan dan penggunaan Teknologi membuat motivasi belajar pelajar menjadi berkurang. Jika seorang pelajar tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka kegiatan pembelajaran pun menjadi tidak optimal.

Selain minimnya pemahaman terhadap teknologi, internet juga menjadi suatu tantangan yang paling dirasakan banyak orang. Bagi seorang pelajar yang memiliki akses internet yang tak terbatas tentu tidak menjadi masalah jika kegiatan pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui zoom meeting atau google meet setiap harinya. Namun bagi pelajar yang memiliki akses internet yang terbatas tentunya menjadi suatu tantangan dan hambatan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga, internet yang tidak stabil juga menjadi tantangan untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi.

Pendidikan formal di masa pandemi selain memberikan tantangan, juga memberikan peluang bagi pelajar maupun pelajar. Bagi pelajar tentunya masa pandemi ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk melatih dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Serta menemukan bakat dan minat lain yang ada di dalam dirinya masing-masing. Selain itu mereka juga memiliki kebebasan untuk belajar, yang sebelumnya mereka hanya belajar melalui buku saja, sekarang mereka bisa belajar menggunakan berbagai platform edukasi dengan bebas kapan saja dan di mana saja. Dengan demikian, mereka tidak akan bosan belajar dan tidak merasa kelelahan belajar seperti belajar formal di sekolah.

Selain pelajar, pengajar pun memiliki peluang di masa pandemi ini, yaitu pengajar dapat meningkatkan keprofesionalannya sebagai seorang pendidik dengan mempelajari teknologi yang ada dengan maksimal. Jika pengajar sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi, mereka dapat membuat inovasi-inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh, jika sebelumnya seorang guru menyampaikan materi hanya melalui lisan dan membaca dari buku saja lalu setelah memiliki kemampuan mengaplikasikan teknologi, guru tersebut bisa menyampaikan materi melalui power point yang dibuat semenarik mungkin sehingga kegiatan pembelajaran pun menjadi menyenangkan dan pelajar/peserta didik pun tidak cepat bosan. Dengan demikian, meskipun kegiatan pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, mereka dapat tetap belajar dengan optimal, efektif, dan efisien.


Kesimpulan

Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai kegiatan atau aktivitas manusia, khususnya dalam bidang pendidikan. Sejak menyebarnya virus Covid-19 pada tahun 2020, seluruh aktivitas pembelajaran diberhentikan untuk sementara waktu hingga akhirnya pemerintah membuat kebijakan untuk melakukan aktivitas dari rumah termasuk kegiatan pembelajaran. Selain itu, di masa pandemi ini pemerintah juga meluncurkan kurikulum baru untuk menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh, yakni dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Terciptanya Kurikulum Merdeka Belajar membuat platform-platform edukasi semakin berkembang pula. Platform edukasi tersebut dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja menggunakan gadget yang terhubung dengan internet. Sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan ilmu pengetahuan dan bukan hanya dari buku saja.

Melakukan pendidikan formal di masa pandemi ini tentu bukan hal yang mudah. Sebab, baik pengajar maupun pelajar tidak bisa melakukan interaksi pembelajaran secara tatap muka. Mereka dapat tetap melaksanakan pembelajaran meskipun dengan jarak jauh melalui teknologi yang sudah ada. Namun, hal tersebut dapat menimbulkan hambatan atau tantangan bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang memiliki perekonomian yang kurang bagus. Sedangkan bagi mereka yang memiliki perekonomian yang bagus, hal ini dapat menjadi peluang bagi mereka untuk dapat berkreasi dan memudahkan mereka untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan. Seperti yang dijelaskan oleh Bourdieu bahwa mereka yang memiliki modal akan dapat berkuasa.

Saran dalam penulisan ini, yakni semua bagian dari pendidikan, baik pemerintah, pengajar, maupun pelajar harus bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini. Pembelajaran jarak jauh tidak akan efektif dan efisien jika salah satu elemen pendidikan tidak menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. Tantangan dan hambatan di masa pandemi ini dapat teratasi jika seluruh elemen saling mendukung dan melengkapi. Dengan demikian, aktivitas pembelajaran pun akan berjalan dengan efektif dan efisien serta diharapkan baik pelajar maupun pengajar bisa memanfaatkan keadaan ini untuk terus berkreasi dan berinovasi dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.


Daftar Pustaka

Dwi, Briliannur, dkk. (2020). Analisis Keefektifan Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 28-37.

Hidayat, Rakhmat. (2021). Pengantar Sosiologi Kurikulum. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Mukaromah, Euis. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Meningkatkan Gairah Belajar Siswa. Indonesian Journal of Education Management and Administration Review,4(1), 180-185.

Sari, Dian Rinanta, dan Achmad Siswanto. (2021). Sosisologi Pendidikan. Jakarta: Laboratorium Pendidikan Sosiologi UNJ.

Suprapno, dkk. (2021). Tantangan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19. Malang: Literasi Nusantara.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun