Dalam konteks sosial dan agama di Indonesia, Gus Miftah muncul sebagai figur yang kontroversial namun juga inspiratif. Pendekatannya yang humoris dan santai dalam berdakwah telah menarik perhatian banyak kalangan, terutama generasi muda. Namun, metode dakwahnya juga menuai kritik dari beberapa pihak yang beranggapan bahwa ia seharusnya tidak berdakwah di tempat-tempat yang dianggap tidak pantas.
Indonesia sendiri merupakan negara dengan keragaman agama dan budaya yang sangat tinggi. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, etika beragama dan pemahaman terhadap ajaran Islam sangat penting dalam menjaga keharmonisan sosial. Dalam konteks ini, Gus Miftah berupaya untuk mengedukasi masyarakat dengan cara yang lebih inklusif, meskipun tidak jarang ia harus menghadapi tantangan dan penolakan dari berbagai kalangan.