Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Jalan menuju Hati Madu: Akhlak Terpuji Seorang Dai

27 Mei 2024   17:24 Diperbarui: 27 Mei 2024   18:04 55 0
Akhlak merupakan respon spontan seseorang, begitu pula akhlak seorang da'i yang merupakan respon spontannya terhadap mad'u (objek dakwah) yang memiliki perilaku beragam. Ada mad'u yang menyenangkan, ada yang egois, bahkan ada yang menguji kesabaran da'i. Meski demikian, Allah meyakinkan agar da'i tetap bersikap lemah lembut dalam menghadapi mad'u dalam kondisi apapun sesuai firman-Nya dalam QS. Ali Imran/3:159.  

Ayat tersebut merupakan jaminan Allah kepada Nabi Muhammad bahwa hati beliau akan dilembukan dalam menghadapi respons mad'u saat berdakwah, dan hal ini juga berlaku bagi para da'i saat ini. Buktinya, sejarah mencatat Nabi tetap bersikap lemah lembut kepada orang-orang kafir Mekah yang melakukan pelanggaran berat seperti memboikot kegiatan ekonomi beliau. Nabi memandang mereka sebagai objek dakwah dan saudara semanusia yang harus dibimbing ke jalan kebenaran.

Di Mekah, Nabi diboikot secara ekonomi di mana mereka mengumumkan agar tidak ada yang menjual ataupun membeli barang-barang Nabi. Padahal, ciri khas mata pencaharian masyarakat Mekah saat itu adalah berdagang karena Mekah merupakan kota merkantil. Meski mendapat perlakuan demikian, Nabi tetap merespons dengan akhlak mulia sesuai pesan Allah dalam QS. Ali Imran/3:159 agar bersikap lemah lembut dan memberi maaf, karena sikap keras hanya akan menjauhkan mad'u.  

Berdasarkan petunjuk Al-Qur'an, dua akhlak utama seorang da'i adalah lemah lembut dan pemaaf. Terkait pemaaf, Allah menjanjikan pahala bagi yang memaafkan dan berbuat baik kepada pelaku kejahatan sesuai QS. Al-Syura/42:40. Akhlak lain yang harus dimiliki da'i adalah memohonkan ampunan bagi mad'u yang berdosa seperti tertuang dalam QS. Ali Imran/3:159.

Saat berdakwah di Thaif, Nabi diperlakukan secara zalim oleh masyarakat setempat. Melihat itu, malaikat menawarkan untuk menghancurkan mereka, namun Nabi justru berharap agar keturunan mereka kelak menjadi orang-orang yang taat beribadah kepada Allah semata sesuai riwayat Bukhari. Selanjutnya, akhlak da'i adalah bersedia bermusyawah dengan mad'u sesuai firman Allah dalam QS. Ali Imran/3:159.

Dalam sejarah, Nabi mengajak para sahabat bermusyawah saat Perang Uhud terkait dua pendapat; tetap di Madinah atau menyambut musuh di luar kota. Mayoritas sahabat mengusulkan untuk menghadang musuh di luar Madinah, dan Nabi pun mengikuti pendapat tersebut. Yang tak kalah penting, seorang da'i juga harus bertawakal sepenuhnya kepada Allah setelah membulatkan tekad sesuai pesan-Nya dalam QS. Ali Imran/3:159.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun